IHSG Akhir Pekan Berpotensi Lesu Dibayangi Sentimen Lokal dan Global

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.
Pekerja berswafoto dengan latar belakang pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/5/2020).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
27/8/2021, 06.27 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mengalami tekanan pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (27/8). Kemarin, indeks saham ditutup turun hingga 0,9% ke level 6.058.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan pelemahan IHSG kemarin dipicu aksi ambil untung (profit taking),  setelah menguat pada perdagangan sebelumnya. Selain itu, pergerakan dibayangi oleh kekhawatiran akan tapering off atau pengurangan stimulus moneter dari Amerika Serikat (AS), serta adanya lonjakan kasus Covid-19 di beberapa negara Asia.

Sementara itu, untuk perdagangan hari ini, Dennies melihat ada potensi pelemahan pada IHSG. Selain kekhawatiran terkait tapering off, investor dinilai masih mencermati data harian dari perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia.

"Pergerakan masih akan dibayangi kekhawatiran akan tapering serta investor akan terus mencermati data harian Covid-19 setelah penurunan level PPKM," kata Dennies dalam riset tertulisnya.

Berdasarkan analisisnya secara teknikal, area resistancepergerakan IHSG hari ini berada pada level 6.155 dan 6.106. Sementara itu, area support berada di level 6.021 dan 5.985.

Dennies memberikan rekomendasi saham Matahari Putra Prima (MPPA), Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP), Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), dan Wijaya Karya (WIKA) untuk ditahan jika investor sudah memilikinya.

Dia juga merekomendasikan investor untuk membeli saham Adaro Energy (ADRO), meski bersifat spekulatif. Pasalnya, indikator teknikal menunjukkan sinyal beli dengan sentimen negatif. Tetapi, bisa juga indikator teknikal negatif dengan sentimen positif.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin