Efek Digital, Rekor Investor Saham Baru Bertambah 1 Juta Tahun Ini

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (11/12/2020).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
2/9/2021, 11.57 WIB

Di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang belum usai, jumlah investor saham baru bertambah lebih dari 1 juta sejak awal tahun sampai 31 Agustus 2021. Pencapaian itu disebut sebagai rekor tertinggi sepanjang sejarah untuk penambahan jumlah investor dalam satu tahun.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat 2.697.832 jumlah single investor identification (SID) khusus saham sampai akhir Agustus 2021. Jumlah ini meningkat sekitar 53% dari jumlah SID saham per akhir 2020 yang sebanyak 1.695.268 investor.

Pertumbuhan investor saham baru meningkat pesat hanya dalam kurun waktu delapan bulan. Jumlahnya bahkan lebih tinggi hampir dua kali lipat dari pencapaian tahun sebelumnya ketika penambahan berjumlah 590.658 SID baru.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan pencapaian rekor tersebut merupakan hasil sinergi serta kolaborasi yang dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan di pasar modal Indonesia.

Menurut dia, optimalisasi digital yang dimulai sejak 2019, dilanjutkan dengan sinergi serta kolaborasi bersama seluruh pemangku kepentingan pasar modal, telah menjadi kekuatan pengembangan investor pada 2021.

"Hal ini menjadi alasan utama bagi pesatnya peningkatan jumlah investor baru pada tahun ini,” kata Inarno dalam siaran pers yang dikutip, Kamis (2/9).

Pencapaian ini diraih seiring dengan terciptanya rekor baru pertumbuhan SID pada seluruh kegiatan di pasar modal. Jumlah investor baru pasar modal sampai 31 Agustus 2021 mencapai 2.219.712. Catatan ini meningkat hampir 2 kali lipat dari pencapaian tahun lalu, sehingga total investor pasar modal saat ini adalah 6.100.525 investor.

Pencapaian tersebut juga sejalan dengan arahan yang disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen pada akhir tahun lalu. Ia mengatakan, BEI bersama seluruh pemangku kepentingan, perlu melanjutkan pengembangan pasar modal inovasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seiring dengan situasi pandemi Covid-19 di Indonesia.

Pengembangan tersebut dapat diimplementasikan pada berbagai fitur dan layanan mesin perdagangan BEI, media interface investor yaitu aplikasi online trading milik anggota bursa, serta edukasi secara masif melalui media sosial dan kelas-kelas sekolah pasar modal (SPM).

"Stabilitas dan kekuatan pasar modal Indonesia hanya bisa terwujud jika investor domestik, terutama ritel, bangkit menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” ujar Hoesen.

Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menambahkan, berkat kegiatan edukasi yang dilakukan bursa, berbagai pencapaian signifikan telah diperoleh. Beberapa rekor yang tercapai sepanjang tahun lalu di antaranya peningkatan jumlah SID saham maupun SID pasar modal.

Rekor lainnya yang dicapai adalah peningkatan jumlah investor yang aktif bertransaksi, peningkatan aktivitas investor domestik ritel dari sisi frekuensi dan nilai transaksi, bahkan kepemilikan saham tahun ini yang semakin didominasi oleh investor domestik.

Peningkatan jumlah investor baru juga diikuti dengan meningkatnya aktivitas investor. Seluruh indikator per Agustus 2021 menunjukkan aktivitas investor meningkat. Rata-rata investor aktif per hari mencatatkan peningkatan dua kali lipat menjadi 198.858 dari 94.704 SID. Lalu, rata-rata investor aktif per bulan turut meningkat 2 kali lipat menjadi menjadi 641.442 dari 293.886 SID.

Dengan penetrasi digital, distribusi investor juga menjadi semakin merata dan berangsur tidak terpusat lagi di Pulau Jawa. Data Juli 2021 menandakan konsentrasi investor di Pulau Jawa berkurang menjadi 69% dibanding 2018 yaitu 74%. Komposisi investor juga semakin bergerak ke usia muda, karena sekitar 80% investor di pasar modal merupakan milenial dan gen z.

Menurut Hasan, berbagai pencapaian tersebut bukan suatu kebetulan. Salah satunya adalah semakin masifnya kegiatan edukasi setiap tahunnya. "Adaptasi ke format edukasi digital dilakukan dengan cepat sebagai respons atas kondisi pandemi sekaligus sebagai upaya perlindungan investor,” ujar Hasan.

Hingga Juli 2021 telah dilaksanakan 3.991 kegiatan literasi, inklusi, aktivasi, dan pendalaman pasar modal yang dilakukan dalam kelas tatap muka serta kelas daring dengan total 600.622 peserta. Selain itu per Agustus 2021 sebanyak 22 perusahaan efek anggota bursa telah menerapkan program simplikasi pembukaan rekening efek.

Reporter: Ihya Ulum Aldin