Tertekan Harga Komoditas, IHSG Diperkirakan Koreksi Akhir Pekan Ini

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Petugas kebersihan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/5/2021).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
8/10/2021, 06.30 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi kembali melemah dalam jangka pendek pada Jumat (8/10) hari ini. Pada perdagangan Kamis (7/10), IHSG ditutup turun tipis 0,01% ke level 6.416.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan ada peluang indeks pasar saham domestik hari ini melemah dalam jangka pendek.

Menurut dia, tekanan indeks dipengaruhi harga komoditas yang mengalami koreksi, sehingga akan menekan pergerakan harga saham di sektor energi.

Salah satu harga komoditas yang anjlok adalah batu bara. Di pasar ICE Newcastle, harganya US$ 236 per ton atau turun 15,71%. Penurunan ini terjadi setelah harga batu bara cetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 280 per ton.

"Investor akan cenderung wait and see mencermati rilis data ekonomi jelang akhir pekan," katanya dalam riset tertulis.

Berdasarkan hasil risetnya, area resistance akan berada di level 6.522 dan 6.469, sementara area support di level 6.335 dan 6.254.

Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Ketika menyentuh support, harga biasanya akan kembali ke atas karena peningkatan pembelian. Namun jika tembus, harga akan terus turun untuk menemukan titik support baru.

Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar sehingga laju kenaikan terhambat.

Dennies merekomendasikan saham Wijaya Karya (WIKA), Perusahaan Gas Negara (PGAS), dan Adaro Energy (ADRO) untuk tahan (hold) jika sudah beli sebelumnya. Pasalnya, indikator teknikal dan sentimen sama-sama netral.

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan IHSG berpotensi mengalami penurunan dan menguji beberapa level support. Berdasarkan analisisnya secara teknikal, level support IHSG berada di 6.349, 6.282, dan 6.227.

"Sementara itu, area resistance ada di level 6.505, 6.617, dan 6.686. MACD mengindikasikan masih terjadinya tren kenaikan," kata Ivan.

Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain Bank Tabungan Negara (BBTN), Bank Mandiri (BMRI), Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), Semen Indonesia (SMGR), dan Indah Kiat Pulp & Paper (INKP).

Di sisi lain, CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, hari ini IHSG berpotensi bergerak menguat terbatas. Rentang pergerakan IHSG hari ini diperkirakan berada di level 6.336 dan 6.472.

Ia mengatakan, rentang konsolidasi dalam pola gerak IHSG kembali berhasil digeser ke arah yang lebih baik setelah rilis data perekonomian cadangan devisa yang menunjukkan hasil yang baik.

"Serta mulai tercatatnya capital inflow yang melaju ke dalam pasar modal Indonesia juga turut menjadi penunjang bagi pergerakan IHSG," kata William dalam riset tertulis.

Sejak awal tahun ini, investor asing mencatatkan beli dengan nilai bersih Rp 20,84 triliun di seluruh pasar, berdasarkan data RTI Infokom. Pembelian dilakukan pada pasar reguler dengan nilai beli bersih Rp 29,77 triliun.

Ada sejumlah saham yang direkomendasikan oleh William untuk perdagangan hari ini, di antaranya Unilever Indonesia (UNVR), Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP), Semen Indonesia (SMGR), Bank Mandiri (BMRI), Indofood Sukses Makmur (INDF), dan Jasa Marga (JSMR).

Reporter: Ihya Ulum Aldin