Indeks harga saham gabungan (IHSG) turun 0,77% ke level 6.868,402 pada akhir perdagangan Rabu (2/3). Indeks diperkirakan bergerak mencari arah baru atau terkonsolidasi cenderung melemah pada perdagangan Jumat (4/3) pada kisaran 6.811 - 6.996.
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, pergerakan IHSG masih menunjukkan potensi koreksi wajar yang lebih besar dibanding dengan keinginan naiknya. Mengingat, kenaikan IHSG sudah cukup terbatas pasca mencatatkan rekor all time high pada beberapa waktu sebelumnya.
"Sehingga, momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh para investor, untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi jangka pendek dengan kategori trading harian," kata William dalam risetnya, dikutip Jumat (4/3).
Ia merekomendasikan investor untuk memantau saham Perkebunan London Sumatra Indonesia (LSIP), Astra Agro Lestrari (AALI), Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam (GGRM), Indofood Sukses Makmur (INDF), Ciputra Development (CTRA), Jasa Marga (JSMR), Indo Tambangraya Megah (ITMG), dan AKR Corporindo (AKRA).
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memperkirakan, IHSG akan mengalami rebound dari Fibonacci Retracement 61,8% di 6.850 sebagai support terdekatnya. Ia menyebut, suatu support kuat bagi IHSG akan berada di sekitar level 6.759.
Adapun, titik resisten IHSG hari ini diperkirakan ada di posisi 6.930, 6.997 dan 7.030, sedangkan titik support di posisi 6.850, 6.793 dan 6.759. Simak databoks berikut:
Sebagai informasi, support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena peningkatan pembelian. Jika harga terus turun maka akan turun hingga menemukan titik support baru.
Sedangkan, resisten adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan.
Ivan merekomendasikan hold atau buy on weakness di rentang harga 7.600-7.700 pada Bank Negara Indonesia (BBNI). BBNI diperkirakan melanjutkan fase koreksi menuju Fibonacci Retracement 38.2% di 7.575 sebagai target dari wave [iv] dari 5 selama harga masih di bawah 8.000.
Selain itu, ia juga merekomendasikan hold atau buy on weakness pada saham Bank Tabungan Negara (BBTN) di rentang harga 1.660-1.700. Ia menyebut, BBTN memiliki potensi turun ke 1.695 sebagai target terdekat atau 1.660, sebagai target ideal berdasarkan analisis Fibonacci untuk menyelesaikan koreksi dari wave (ii) pada skenario bullish.
Ivan juga merekomendasikan hold atau buy on weakness pada Barito Pacific (BRPT) di rentang harga 865-885. Serta hold atau buy on weakness pada saham Vale Indonesia (INCO) di rentang harga 5.150-5.250 dan Tower Bersama Infrastructure (TBIG) di rentang harga 2.830-2.880.