Adaro Perpanjang Periode Buyback Saham Rp 4 Triliun Hingga Juni

Muhammad Zaenuddin|Katadata
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)
23/3/2022, 14.05 WIB

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berencana memperpanjang periode pembelian kembali saham atau buyback senilai Rp 4 triliun hingga 21 Juni 2022 mendatang. 

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen ADRO menjelaskan, perseroan memperpanjang periode buyback seiring telah berakhirnya periode perpanjangan pembelian kembali saham sebelumnya pada Rabu ini (23/3). Selain itu, masih terdapat saham yang dapat dibeli kembali oleh perseroan dari ketentuan jumlah maksimal pembelian kembali saham.

Dengan perpanjangan ini, perseroan meyakini bahwa tidak ada pengaruh negatif terhadap kinerja dan pendapatan perseroan. Mereka mengatakan saldo laba dan arus kas yang tersedia saat ini sangat mencukupi untuk kebutuhan dana pelaksanaan pembelian kembali saham pada periode perpanjangan ini.

Selain itu, perseroan menegaskan tidak dampak yang material yang merugikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan. Adapun, pada periode perpanjangan kembali ini akan dilakukan melalui transaksi di BEI melalui pasar reguler. 

"Pembelian kembali saham perseroan pada periode perpanjangan kembali akan dilakukan dengan harga yang dianggap baik dan wajar oleh perseroan, dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku," tulis manajemen ADRO dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu (23/3).

Sebagaimana diketahui, ADRO melakukan buyback saham senilai Rp 4 triliun pada 27 September hingga 26 Desember tahun lalu. Kemudian, perseroan memperpanjang periode buyback dari 24 Desember 2021 hingga 23 Maret 2022, dan periode buyback kembali diperpanjang hingga 21 Juni mendatang.

Sesuai POJK Nomor 2/2013 dan SEOJK Nomor 3/2020, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20% dari modal disetor dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5% dari modal disetor perseroan.

Berdasarkan laporan keuangan, ADRO membukukan pertumbuhan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 535,34% menjadi US$ 933,49 juta (Rp 13,39 triliun) pada 2021, dibandingkan tahun sebelumnya senilai US$ 146,92 juta (Rp 2,10 triliun). Pertumbuhan tersebut sejalan dengan kenaikan pendapatan usaha perseroan dari sebelumnya US$ 2,53 miliar (Rp 36,30 triliun) menjadi US$ 3,99 miliar (Rp 57,26 triliun).

Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) operasional sebesar 138% menjadi US$ 2,10 miliar (Rp 30,13 triliun), atau melebihi panduan EBITDA operasional yang telah direvisi menjadi US$ 1,75 miliar (Rp 25,11 triliun) sampai US$ 1,90 miliar (Rp 27,26 triliun).

Berdasarkan data perdagangan BEI, harga saham Adaro Energy Indonesia hari ini diperdagangkan pada kirsaran Rp 2.750—Rp 2.880 per saham. Sejak awal tahun, saham ADRO menguat sebesar 24,44% dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 89,24 triliun.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi