Grup Astra akan mengembangkan PT Bank Jasa Jakarta menjadi bank digital setelah perusahaan mengakuisisi 1,13 juta saham bank tersebut. Transaksi akuisisi itu dilakukan melalui anak usaha, PT Sedaya Multi Investama (SMI) alias Astra Financial.
Head of Investor Relations PT Astra International Tbk (ASII) Tira Ardianti membenarkan rencana Grup Astra yang akan mengembangkan bank digital. "Betul, kami ingin kembangkan (Bank Jasa Jakarta) menjadi bank digital. Astra ingin ikut serta dalam pengembangan sektor perbankan di Indonesia," kata Tira, saat dihubungi Katadata.co.id, Selasa (5/7).
Selain itu, Grup Astra, kata Tira juga turut mendukung tren adopsi digital dan literasi keuangan yang terus meningkat. Dia menambahkan, bank digital dapat memungkinkan Astra untuk memperluas pelayanan dan proposition dalam berbagai produk keuangan kepada para pelanggan.
"Hal ini sekaligus merupakan cara Astra dalam melengkapi ekosistem bisnis dengan memperkuat proposition jasa keuangan retail," kata dia.
Setelah akuisisi ini, prioritas Astra adalah mengembangkan penawaran perbankan digital yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia dan pelanggan di dalam ekosistem Astra. Tira menambahkan, rencana pengembangan bank digital ini menanti persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Perlu diingat bahwa semua ini masih subject to OJK approval," terangnya.
Sebelumnya, dalam laporan keterbukan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/7), Astra International telah menandatangani perjanjian pembelian saham baru Bank Jasa Jakarta sebanyak 49%. Nilai transaksi tersebut mencapai sekitar Rp3,87 triliun.
"Tujuan dari rencana transaksi adalah sebagai pengembangan usaha dan investasi SMI," ujar Sekretaris Perusahaan Astra International Gita Toffani Boer dalam pengumuman tertulis, seperti yang dipublikasikan dalam pengumuman BEI, Senin (4/7).
Dengan aksi korporasi tersebut, Grup Astra akan bermitra dengan Welab Ltd. dalam mengendalikan Bank Jasa Jakarta. Pada akhir tahun lalu, Welab yang merupakan perusahaan milik Sequoia Capital dan miliarder Li Ka-Shing, membeli 24% saham Bank Jasa Jakarta.
Dikutip dari Bloomberg, WeLab mengucurkan US$ 240 juta atau sekitar Rp 3,46 triliun dari investor lama dan investor baru untuk mendanai akuisisi tersebut.
Perusahaan teknologi finansial (Fintech) tersebut berencana mulai mengoperasikan bank digital di Indonesia pada semester kedua tahun ini. Jika terealisasi, Bank Jasa Jakarta akan menjadi bank digital kedua WeLab, setelah peluncuran bank digital di Hong Kong pada 2019 lalu. WeLab berencana menawarkan layanan perbankan digital lengkap di Indonesia, mulai dari produk simpanan, pinjaman, dan manajemen kekayaan. Saat ini, valuasinya diperkirakan mencapai sekitar US$1 miliar.
Kerja sama Astra dengan WeLab sebenarnya sudah terjalin sebelumnya. Pada April 2018, kedua entitas usaha ini membentuk perusahaan patungan di bidang fintech, yaitu PT Astra WeLab Digital Arta (AWDA). Mereka meluncurkan platform fintech lending atau pinjaman online, Maucash, yang beroperasi di bawah PT Federal International Finance milik Astra.
Bagi Grup Astra, pembelian saham Bank Jasa Jakarta tersebut bakal membuka jalan untuk kembali ke bisnis perbankan, setelah melepas saham PT Bank Permata Tbk ke Bangkok Bank pada tahun lalu.
Bank Jasa Jakarta dikembangkan oleh keluarga Iskandar Widyadi sejak tahun 1984 untuk melayani perorangan maupun usaha kecil dan menengah (UKM). Saat ini, Bank Jasa Jakarta memiliki jaringan kantor yang terdiri dari satu kantor pusat, 11 kantor cabang pembantu, dan 2 kantor kas dan menyediakan ATM yang beroperasi di bawah jaringan Prima dan Alto, di seluruh Tanah Air.