PT Toba Surimi Industries Tbk (CRAB), mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (10/8).
Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 09.15 WIB, harga saham Toba Surimi Industries naik 34,67% ke level Rp 202 dari level harga penawaran umum, yakni Rp 150. Harga sahamnya bertahan dari awal pembukaan perdagangan.
Harga saham perseroan juga mendekati level batas auto reject atas (ARA) karena naik 35% dalam sehari untuk perusahaan dengan harga penawaran umum perdana saham di kisaran Rp 50 sampai Rp 200 per saham.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 31,25 juta dengan nilai transaksinya Rp 6,31 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 2.856 kali.
Berdasarkan prospektus, perseroan melakukan penawaran umum perdana saham yakni sebesar 312,50 juta saham atau sebanyak 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Jumlah nilai penawaran umum yakni sebanyak Rp 58,50 miliar. Perseroan akan menggunakan sekitar 94,35% untuk modal kerja perseroan seperti pembelian bahan baku dan bahan penunjang, gaji dan tunjangan karyawan, serta biaya operasional lainnya.
Lalu, 5,65% akan digunakan untuk belanja modal perseroan dalam rangka ekspansi kapasitas produksi dengan pengadaan 5 unit kapal laut untuk penangkapan bahan baku utama perseroan yaitu hasil laut. Dengan indikasi nilai pembelian sekitar Rp3,1 miliar.
PT Toba Surimi Industries Tbk didirikan pada tahun 1997. Saat itu hanya memiliki 1 divisi yaitu divisi yang mengolah daging kepiting yang dipasteurisasi. Saat pertama berdiri, perseroan memiliki 50 karyawan dan penjualan hanya dilakukan di Amerika Serikat.
Kemudian pada tahun 2006, perseroan menambahkan 2 lini produk yaitu makanan laut kalengan dan makanan laut beku. Sampai saat ini, perseroan masih berupaya untuk mengembangkan jenis produk makanan laut yang dapat diolah.
Tercatat perseroan memiliki total 975 karyawan termasuk manajemen & staf, pekerja terampil, dan pekerja semi & tidak terampil. Perseroan juga memiliki 2 pabrik yang terletak di Sumatera Utara. Hingga kini, perseroan sudah memperluas jaringan penjualannya.
Dari yang sebelumnya hanya berjualan di Amerika Serikat, saat ini perseroan juga berjualan di berbagai negara di Eropa, Asia, Australia, Kanada, Britania, Arab, dan Indonesia.
Perseroan memperoleh berbagai bahan baku dari berbagai lokasi di Indonesia, seperti Aceh, Pangkalan Brandan, Pantai Cermin, Tanjung Balai, dan Sibolga. Terkadang perseroan juga melakukan impor untuk ketersediaan bahan bakunya.
Setiap bulannya, perseroan mampu memproduksi sebanyak 120,000 kaleng produk kepiting pasteurisasi, 1,820,000 kaleng makanan laut steril, dan 110,000 kg makanan laut beku.