Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat 0,14% ke level 7.178 pada perdagangan sepanjang pekan ini, dari posisi penutupan akhir pekan lalu, 7.168. Uniknya, kapitalisasi pasar justru menyusut 0,02% menjadi Rp 9.424 triliun dari posisi sebelumnya Rp 9.426 triliun.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 19-23 September, aktivitas perdagangan saham mengalami kelesuan. Terbukti, rata-rata volume transaksi harian bursa merosot 12,13% menjadi 28,07 miliar saham dari 31,94 miliar saham pada pekan sebelumnya.
Kemudian, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa juga berkurang 14,97% menjadi 1.343.102 kali transaksi dari 1.579.486 kali transaksi pada pekan yang lalu. Rata-rata nilai transaksi harian juga anjlok 30,9% menjadi Rp 14,133 triliun dari Rp 20,453 triliun pada pekan yang lalu.
Investor asing pada perdagangan Jumat (23/9) mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 768 miliar, dan sepanjang tahun 2022 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 72,334 triliun.
Sepanjang perdagangan pekan ini, terdapat beberapa instrumen investasi yang diterbitkan emiten. Beberapa di antaranya adalah, PT Global Mediacom Tbk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III Global Mediacom Tahap II Tahun 2022 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan III Global Mediacom Tahap II Tahun 2022.
Nominal obligasi tercatat sebesar Rp 600 miliar, sedangkan sukuk sebesar Rp 400 miliar. PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menetapkan peringkat idA+ (Single A Plus) untuk obligasi dan idA+(sy) (Single A Plus Syariah) bagi sukuk. Global Mediacom menunjuk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai wali amanat.
Selanjutnya, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI Sarana Multigriya Finansial Tahap III Tahun 2022 bernilai Rp 3 triliun. PEFINDO memberikan peringkat idAAA (Triple A) untuk obligasi ini dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat .
Total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2022 adalah 100 emisi dari 73 emiten senilai Rp 125,03 triliun. Secara keseluruhan, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 515 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp 461,37 triliun dan US$ 47,5 juta, diterbitkan oleh 125 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 173 seri dengan nilai nominal Rp 5.027 triliun dan US$ 411,08 juta. Efek beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp 3,50 triliun.
BEI Rilis Waran Terstruktur
BEI menerbitkan Waran Terstruktur untuk pertama kalinya, pada Senin (19/9) lalu. Penerbitan ini didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dengan produk waran terstruktur yang diterbitkan oleh Anggota Bursa (AB).
Penerbit pertama waran terstruktur di pasar modal Indonesia adalah PT RHB Sekuritas Indonesia. Terdapat tiga seri Waran terstruktur yang diluncurkan, yaitu dengan aset dasar atau underlying PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT BRI (Persero) Tbk (BBRI). BEI berkomitmen untuk terus melakukan edukasi terkait produk waran terstruktur kepada masyarakat, khususnya investor ritel di seluruh Indonesia.