Perusahaan perkebunan BUMN, PT Perkebunan Nusantara IV (Palm Co) yang juga anggota dari holding perkebunan (PTPN III) resmi mengumumkan pemisahan usaha dari perusahaan induknya (spin off).
Berdasaran pengumuman ringkasan rancangan pemisahan PTPN III dan PTPN IV, latar belakang dilakukannya pemisahan PTPN IV dari holding perkebunan guna menjadikan PTPN IV sebagai produsen minyak kelapa sawit berkelanjutan terbesar di dunia.
"Tujuan pemisahan untuk memastikan penghidupan bagi masyarakat dan menciptakan nilai bagi pemegang saham," tulis pengumuman tersebut, dikutip Senin (20/3).
Dengan pemisahan tersebut, nantinya sebagian aktiva dan pasiva PTPN terkait bisnis kelapa sawit dan karet akan dipisahkan beralih kepada PTPN IV.
Adapun, PTPN IV akan bertindak sebagai pihak pemerima aktiva dan pasiva PTPN III. Pemisahan ini berlaku efektif sejak ditandatanganinya akta pemisahan.
Sebagaimana diketahui, subholding dari PTPN III, Palm Co, memang disiapkan Kementerian BUMN untuk menjadi perusahaan publik.
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya menyampaikan, dalam peta jalan perusahaan, Palm Co akan memiliki total lahan 600.000 hektar dan menjadi terbesar di dunia.
Sementara induknya, tercatat memiliki areal seluas 1.181.751,03 Ha dengan status pengusahaan lahan sekitar 68% telah bersertifikat. Adapun, total planted area yang dimiliki PTPN 817.536 hektar terdiri dari komoditi kelapa sawit, karet, teh, tebu, kopi, kakao, tembakau, kayu dan hortikultura.
Selain itu, pasar Palm Co nantinya tidak hanya bagus secara market tetapi memiliki keberpihakan kepada pemberdayaan petani.
"Ini rahasia dulu. Beberapa pilot project saya sudah liat ini akan menjadi fundamental bahwa BUMN punya peran untuk pertahanan ekonomi nasional menjadi fundamental punya ketahanan ekonomi nasional. Insya Allah Palm Co bisa hadir," ujar Erick saat ditemui wartawan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (27/2).
Catatan Katadata, perkembangan IPO Palm Co masih dalam tahap persiapan. "IPO Palm Co untuk hilirisasi sawit dan pengembangan dari bio solar seperti pome dan fame dan melakukan penanaman ulang bagi perkebunan sawit yang berada di PTPN," kata Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury.
Berdasarkan kinerja keuangan PTPN IV yang berakhir Desember 2021, perusahaan membukukan laba sebelum pajak senilai Rp 2,93 triliun dengan pendapatan senilai Rp 9,32 triliun.
Adapun, laba komoditi kelapa sawit tercatat senilai Rp 2,99 triliun atau meningkat 203% dibanding periode sama di tahun 2020 yang senilai Rp 987 miliar.