Saham-saham emiten batu bara kompak turun pada perdagangan Rabu (24/5) akibat pelemahan harga batu bara seiring melimpahnya pasokan.
Harga mineral hitam ini kini menyentuh level terendahnya sejak pertengahan awal Desember 2021. Harga batu bara di ICE Newcastle Australia untuk pengiriman bulan ini turun US$ 5,9 atau 3,6% menjadi US$ 159,3 per ton. Sementara untuk pengiriman Juni 2023 turun US$ 10,7 atau 6,5% menjadi US$ 154 per ton.
Anjloknya harga batu bara antara lain didorong oleh kondisi melimpahnya pasokan, setelah India yang merupakan salah satu produsen batu bara terbesar dunia, mencatatkan kenaikan produksi 8,8% menjadi 73,1 juta ton pada April 2023.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Ezaridho Ibnutama mengatakan, saham komoditas saat ini tidak menarik untuk dikoleksi. Selain faktor harga batu bara yang cenderung turun, besaran dividen final dari laba bersih tahun lalu juga dinilai kurang menarik.
“Selain itu IDX Energy mengalami koreksi dari all time high pada tahun lalu,” ujar Ezar kepada Katadata.co.id, Rabu (24/5).
Ezar juga merekomendasikan bagi para investor yang sudah mengoleksi saham batu bara untuk mengambil posisi tahan. Sebab harga batu bara diprediksi akan naik pada akhir tahun ini.
“Sekitar Oktober-November bisa naik karena ada winter season demand,” ujar Ezar.
Berikut harga saham emiten batu bara hingga pukul 14.30 WIB hari ini :
- PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) turun 2,6% ke Rp 2.240 per saham.
- PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) turun 2,4% ke Rp 240 per saham.
- PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) turun 0,35% ke Rp 7.050 per saham.
- PT Bayan Resources Tbk (BYAN) turun 0,52% ke Rp 19.000 per saham.
- PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) turun 1,15% ke Rp 6.425 per saham.
- PT Harum Energy Tbk (HRUM) turun 1,15% ke Rp 1.285 per saham.
- PT Indika Energy Tbk (INDY) turun 1,82% ke Rp 1.890 per saham.
- PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) turun 1,77% ke Rp 25.025 per saham.
- PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) turun 8,26% ke Rp 5.175 per saham.
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 0,6% ke level Rp 3.130 per saham.
- PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) turun 1,1% ke level Rp 386 per saham.
- PT Black Diamond Resources Tbk (COAL) turun 0,9% ke Rp 115 per saham.
- PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) turun 2,96% ke Rp 164 per saham.
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) stagnan di Rp 116 per saham.
Sementara itu, Analis Indo Premier Sekuritas Erindra Krisnawan dan Reggie Parengkuan dalam risetnya memprediksi bahwa performa saham-saham batu bara di beberapa bulan mendatang akan mengalami pelemahan usai mencapai puncaknya pada kuartal pertama 2023. Hal itu dipicu koreksi harga batu bara dan permintaan yang melemah.
Harga batu bara telah terkoreksi 59% menjadi US$ 162 per ton berdasarkan harga Newcastle terhitung sejak awal tahun hingga pekan lalu. Sedangkan rata-rata harga jual batu bara di Indonesia telah turun mencapai 19% menjadi US$ 92 per ton. Adapun perdagangan batu bara bulan April 2023 telah menunjukkan penurunan sekitar 3% dipicu atas penurunan impor dari Tiongkok dan India.
“Saham batu bara Indonesia telah mengalami penurunan tajam selama sebulan terakhir, turun 11-37% year to date. Menurut kami masih terlalu dini untuk terjun kembali ke sektor ini sampai kami melihat sejauh mana penurunan laba di kuartal dua dan tiga 2023 dan dampak dari perlambatan ekonomi Cina pada harga batu bara,” tulis riset Indo Premier Sekuritas, Senin (22/5).
Adapun Erindra dan Reggie mempertahankan peringkat netral pada sektor ini, dengan preferensi beli pada saham PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan target harga Rp 29.700, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Rp 4.650, PT Harum Energy Tbk (HRUM) Rp 2.400, dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) Rp 33.400. Kemudian PT Bukit Asam Tbk (PTBA) direkomendasikan netral dengan target harga Rp 3.400 per saham.