Waskita Diduga Manipulasi Lapkeu Sejak 2016, Ini Jajaran Manajemennya

Katadata
Foto Ilustrasi logo PT Waskita Karya
Penulis: Syahrizal Sidik
15/6/2023, 12.21 WIB

Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya Tbk diduga melakukan rekayasa penyajian laporan keuangan yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sejak periode tahun 2016.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan atau BPKP menyatakan sedang memperdalam proses  audit atas laporan keuangan Waskita sebagai tindak lanjut dari Kementerian BUMN yang melibatkan BPKP melakukan investigasi. Perusahaan konstruksi pelat merah ini disebut melaporkan laba dengan kondisi arus kas yang minus selama bertahun-tahun. 

"Hal ini sedang kami perdalam, dan sedang kami pelajari," ujar Deputi Bidang Investigasi BPKP, Agustina Arumsari kepada media saat ditemui di kantornya, Rabu (14/6).

Menurut Agustina, perusahaan bisa dikatakan memanipulasi laporan keuangan baik dari sisi aset, laba maupun rugi. Biasanya, ini dilakukan untuk menaikkan kinerja keuangan.

"Yang dilaporkan ke pemegang saham, ke stakeholder, seolah-olah kinerjanya katakanlah contoh misalnya 100 padahal sebenarnya cuma 50," ujarnya.

Berdasarkan penelusuran Katadata.co.id, pada periode laporan keuangan 2016, perusahaan membukukan kenaikan laba sebesar Rp 73% menjadi Rp 1,8 triliun. Adapun, pendapatannya naik 68% menjadi Rp 23,78 triliun. Kenaikan ini disokong oleh pendapatan dari segmen jasa konstruksi.

Amir Abadi Jusuf, Mawar & Rekan adalah kantor akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan tahunan 2016.

Kala itu, perusahaan dipimpin oleh M. Choliq sebagai direktur utamanya. Berikut susunan lengkap pengurus Waskita pada 2016 lalu:

Dewan Komisaris

  • Komisaris Utama: Tunggul Rajagukguk
  • Komisaris: Mohamad Hasan
  • Komisaris: R. Agus Sartono
  • Komisaris: Danis Hidayat Sumadilaga
  • Komisaris: Arif Baharudin

Direksi

  • Direktur Utama: M. Choliq
  • Direktur: Agus Sugiono
  • Direktur: Adi Wibowo
  • Direktur: Nyoman Wirya Adnyana
  • Direktur: Desi Arryani
  • Direktur: Tunggul Rajagukguk

Adapun, total aset Waskita pada 2016 mencapai Rp 61,42 triliun, melesat signifikan 102,66% dibanding posisi akhir 2015 yang sebesar Rp 30,31 triliun. Peningkatan ini disebabkan adanya kenaikan kas dan setara kas serta aset baik aset tetap, aset tak berwujud dan aset lain-lain.

Sementara itu, jumlah liabilitas pada 2016 sebesar Rp 44,65 triliun, naik 116,71% dibandingkan dengan 2015 sebesar Rp 20,60 triliun. Peningkatan liabilitas disebabkan adanya peningkatan utang jangka panjang dan pendek.

Meski mengantongi laba, kas dan setara kas di 2016 ada Rp 10,6 triliun. Arus kas dari aktivitas operasi minus Rp 7,7 triliun. Arus kas dari aktivitas investasi minus Rp 9,5 triliun, dan arus kas dari aktivitas pendanaan Rp 22,5 triliun.

Pada periode laporan keuangan 2017 sampai dengan 2019, Waskita masih mencatatkan keuntungan meskipun kondisi arus kasnya minus. Kemudian, pada 2020, perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp 7,3 triliun.

Kerugian ini kemudian terus menyusut setahun setelahnya menjadi Rp 1,1 triliun pada 2021. Namun, pada 2022, emiten bersandi WSKT ini kembali menorehkan rugi Rp 1,9 triliun.