Debut Perdana di Bursa, Saham Sinergy Networks Mentok Batas Atas

Katadata/Zahwa Madjid
Pencatatan saham perdana INET di BEI
Penulis: Zahwa Madjid
24/7/2023, 09.38 WIB

PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET), mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada Senin (24/7). Perusahaan tercatat sebagai emiten ke-50 pada tahun ini. 

Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 09.15 WIB, harga saham Sinergi Inti Andalan naik menyentuh batasan auto reject atas  29,70%  ke level Rp 131 dari level harga penawaran umum, yakni Rp 101 per saham. Kemudian, saham INET terus menanjak 34,65% ke level Rp 136 di hari perdana debut di bursa. 

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 337 juta dengan nilai transaksinya Rp 37,9 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 19,8 ribu kali. 

Direktur Utama INET, Muhammad Arif mengatakan pihaknya ingin mencatatkan sejarah baru dalam dunia teknologi dan jaringan konektivitas. 

“Ini adalah momen penting bagi kami dan bagi para calon investor yang ingin bergabung dalam perjalanan menuju Indonesia digital," ucap Arif di Main Hall BEI, Jakarta, Senin (24/7).

INET merupakan perseroan infrastruktur konektivitas yang menyediakan layanan local loop access, collocation, internet super cepat, data center, dan network manage service.

Perusahaan ini telah memiliki jaringan fiber optik yang mencakup 3.500 KM di Pulau Jawa, dengan jangkauan hingga 590 kota dan lebih dari 600 gedung.

Perseroan juga menjalani mitra dengan perusahaan ternama yang menyediakan layanan internet seperti MyRepublic, MNC Vision Network, Moratelindo, Linknet, dan  banyak ratusan ISP local lainnya. 

Sinergy Networks melepas 1.500.000.000 saham baru, yang mewakili 20% dari total sahamnya, sebagai bagian dari proses IPO. Dari aksi korporasi ini, perusahaan meraih dana Rp 150 miliar yang akan digunakan untuk menggarap perkembangan lini bisnis. 

Rencananya, perusahaan akan menggunakan perolehaan dana dari IPO sebesar 60% untuk setoran modal entitas anak DPS, 20% untuk setoran modal kepada entitas anak PFI dan 20% untuk modal kerja. 

Reporter: Zahwa Madjid