Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan pemindahan saham milik pemerintah atau inbreng di PT Waskita Karya Tbk (WSKT) kepada PT Hutama Karya rampung pada semester pertama 2024.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengatakan respons dari bank-bank positif terkait restrukturisasi emiten konstruksi pelat merah itu. Dirinya mengungkapkan sedang bernegosiasi dengan pihak-pihak yang mendorong untuk melakukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
"Ada pihak yang mendorong, makanya kami ketika kemarin di Bursa Efek Indonesia, proses PKPU menjadi alternatif yang lain. Bukan kami yang mendorong," kata Erick saat ditemui media di Ritz Carlton, Jakarta, Senin (14/8).
Namun Erick tidak menyebutkan secara detail pihak siapa yang mendorong untuk melakukan PKPU Waskita Karya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau disapa Tiko mengatakan model penggabungannya dengan menginbrengkan saham pemerintah di Waskita dan HK sebagaimana inbreng saham PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang bergabung dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) di holding ultra mikro.
"Nanti diinbrengkan sama pemerintah, yang milik kami, kita inbrengkan ke HK. Jadi artinya ke depan lebih available. Mudah-mudahan tahun depan," kata Tiko.
Saat ini, pemerintah tercatat memiliki 75,34% sahamnya di Waskita Karya atau setara 21,70 miliar saham. Tiko juga belum menjawab rinci mengenai skema apa yang akan ditempuh apakah backdoor listing Hutama Karya atau menghapus pencatatan saham Waskita.
"Kita ingin para pemegang obligasi dan vendor mencari solusi terbaik sehingga Waskita bisa joint venture, kemudian akan dijadikan anak usaha HK akan diinbrengkan ke sana," tuturnya.
Sebelumnya, BUMN mengusulkan pemberian Penyertaan Modal Negara atau PMN untuk PT Hutama Karya senilai Rp 12,5 triliun pada 2024. Hal ini bertujuan agar beberapa proyek Waskita Karya atau dapat diselesaikan oleh Hutama Karya.
Tiko mengatakan, Hutama Karya mendapat mandat untuk merampungkan dua pembangunan ruas tol yang digarap Waskita Karya. Seperti ruas Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Bocimi dan Kapal Betung (Kayu Agung-Palembang-Betung).
Tiko menyebut, Waskita Karya sedang dalam masa sanggah atau standstill. Serta sedang melaksanakan negosiasi dengan kreditur dan pemegang obligasi melalui Rapat Umum Pemegang Obligasi atau RUPO.