Emiten teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menargetkan dapat meraih EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat pada tahun ini. Untuk mencapai hal itu, perusahaan bakal terus menerapkan strategi mengurangi bakar uang, mengelola beban dan fokus pada pelanggan loyal.
GOTO mengurangi beban insentif sekitar 32,8% yang setara Rp 2,4 triliun menjadi Rp 4,9 triliun pada semester pertama tahun ini dibanding periode sama tahun lalu Rp 7,3 triliun.
Di pos beban iklan dan pemasaran, perusahaan berhasil menekan sekitar Rp 1,1 triliun atau turun 50,1% menjadi Rp 1,1 triliun pada semester pertama 2023 dibanding tahun sebelumnya Rp 2,2 triliun.
Di tengah penuunan beban promosi dan bakar uang tadi, GOTO mencatat kenaikan pendapatan bersih 102,5% menjadi Rp 6,9 triliun dibanding sebelumnya Rp 3,4 triliun. Meski begitu, perusahaan masih mencatatkan kerugian meski telah berkurang 48% menjadi Rp 7,2 triliun dari semester pertama 2023 senilai Rp 14,2 triliun.
Dalam paparan kinerjanya, manajemen GOTO menegaskan strategi pangkas bakar uang akan terus berlanjut demi neraca keuangan yang lebih sehat sehingga tercapai pertumbuhan bisnis yang berkualitas. Tetapi, pengguna yang selama ini peduli terhadap harga tetap jadi perhatian utama.
Direktur Utama GOTO Patrick Walujo menyatakan, untuk mencapai profitabilitas sepanjang 12 bulan terakhir, basis konsumen perusahaan bergeser menuju konsumen yang memprioritaskan kenyamanan di atas harga. Tercatat, setidaknya ada 53 juta konsumen loyal GOTO yang berkontribusi sekitar 75% dari GTV Grup yang mencapai Rp 143 triliun.
"Untuk mendorong pertumbuhan yang berkesinambungan, kami harus memperluas jangkauan pasar dengan merancang berbagai produk yang dapat menjawab kebutuhan konsumen yang memperhatikan harga,” kata Patrick Walujo.
Salah satu strateginya adalah meluncurkan layanan Hemat sebagai bagian dari inovasi bisnis. Fitur baru ini menjadi inovasi Gojek untuk menarik minat masyarakat lebih luas sekaligus bisa mendorong kenaikan pendapatan mitra.
Presiden Gojek, Unit Bisnis On-Demand Services GOTO, Catherine Hindra Sutjahyo, menjelaskan secara bisnis solusi Hemat bisa memperluas pangsa pasar. Sebab dari inovasi ini, pengguna bisa memanfaatkan GoFood Mode Hemat yang memberikan jaminan ongkir murah mulai dari Rp 3.000. Selain itu pengguna juga bisa bepergian dengan GoCar Hemat dan mendapat harga lebih terjangkau untuk jarak maksimalnya 10 kilometer dan tambahan waktu tunggu 4-5 menit.
Analis MNC Sekuritas Andrew Susilo berpendapat, inovasi ini membawa GOTO menyasar dua segmen pasar sekaligus dengan pendekatan berbeda tapi sama sama menjanjikan keuntungan tanpa harus bakar uang berlebihan.
Sehingga, GOTO bisa leluasa melayani segmen konsumen profitabelnya dengan meningkatkan lagi kualitas pelayanannya, tapi tanpa harus mengorbankan pengguna loyal yang selama ini mengingkan harga yang lebih terjangkau.
“Profitable consumers terbukti berdampak positif terhadap take rate, tapi untuk menggenjot GTV, memperbesar market share, dibutuhkan volume transaksi yang besar," ujarnya.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah Redjalam menilai strategi ini diharapkan akan memperbaiki fundamental GOTO. “Ketika mengurangi biaya promosi, startup selalu dihadapkan pada dilema karena khawatir kehilangan pelanggan. Terobosan GOTO ini menjadi unik. Pelanggan yang menginginkan biaya lebih hemat tetap di-maintain tanpa menimbulkan ekses bakar uang seperti di masa lampau,” katanya.