PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), melalui entitas usahanya yaitu PT BNI Sekuritas telah melakukan pembelian sebesar 40.000 unit karbon pada tahap awal sebagai bentuk dukungan dalam upaya pemerintah menurunkan emisi nasional.
BNI telah membeli unit karbon Indonesia Technology Based Solution (IDTBS), yang termasuk dalam sektor Energi, Limbah, dan Proses Industri dan Penggunaan Produk, yang dijual oleh Pertamina.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar berharap keterlibatan BNI ini dapat mendorong bursa karbon Indonesia semakin berkembang. Selain itu dirinya menyebut jika aksi pembelian karbon merupakan langkah lanjutan kami dalam implementasi berkelanjutan.
"Sebagai pionir green banking di Indonesia, kami akan selalu proaktif bersama Kementerian BUMN untuk terus menyosialisasikan berbagai praktik ekonomi hijau di Tanah Air," kata Royke, dalam keterangan resmi, Rabu (4/10).
Selain itu, Royke menyampaikan BNI juga telah melakukan perhitungan jumlah emisi karbon yang dihasilkan oleh kegiatan operasional perusahaan. Dirinya mengaku jika BNI terus mendorong pelaku bisnis mengimplementasikan praktik green economy melalui penyaluran pembiayaan hijau.
Royke mengatakan realisasi portofolio pembiayaan hijau BNI senilai Rp 57 triliun pada semester pertama 2023. BNI juga memasang target pembiyaan hijau mencapai Rp 62,9 triliun hingga akhir tahun ini.
Sebagai informasi, para pembeli unit karbon dalam perdagangan perdana di IDX Carbon adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank DBS Indonesia, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT BNI Sekuritas, dan PT BRI Danareksa Sekuritas.
Sedangkan, pembeli lainnya di luar industri keuangan ada PT CarbonX Bumi Harmoni, PT MMS Group Indonesia, PT Multi Optimal Riset dan Edukasi, PT Pamapersada Nusantara, PT Pelita Air Service, PT Pertamina Hulu Energi, dan PT Pertamina Patra Niaga.