Indeks saham Amerika Serikat (AS) menguat tipis setelah reli kuat minggu sebelumnya dengan Nasdaq Composite mencatatkan rentetan kenaikan terpanjang sejak Januari. Begitu pula dengan Dow dan S&P 500 naik selama enam hari berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Juli dan Juni.
Nasdaq naik sebanyak 0,3% dan berakhir di level 13.518. S&P 500 juga menguat tipis sebesar 0,18% menjadi 4.365. Sedangkan Dow Jones Industrial Average terapresiasi 0,1%, atau 34,54 poin dan berakhir di 34.095.
CEO 50 Park Investments, Adam Sarhan mengatakan pasar tengah berhenti sejenak untuk mencerna kenaikan yang signifikan minggu sebelumnya dan menunggu katalis bullish berikutnya muncul.
"Katalis tersebut mungkin akan berasal dari pernyataan Ketua Federal Reserve, Jerome Powell atau dari laporan keuangan yang akan datang," ucap Sarhan dikutip dari CNBC, Selasa (7/10).
Selain itu, saham Nvidia menguat sekitar 1,7% karena adanya optimisme dari Bank of America menjelang laporan pendapatan. Di sisi lain, saham Bumble merosot sebanyak 4,4% setelah sang CEO mengumumkan pengunduran dirinya pada Januari.
Sementara imbal hasil treasury 10 tahun naik sebesar 9 basis poin, mencapai sekitar 4,653%, yang merupakan perubahan tren dari minggu sebelumnya.
Selama minggu tersebut, saham-saham mengalami performa terbaik sepanjang 2023. Indeks Dow mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Oktober 2022, sementara S&P dan Nasdaq mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak November 2022.
Laporan pekerjaan bulanan yang lemah juga menyebabkan imbal hasil obligasi lebih rendah. Hal tersebutmemberikan dorongan bagi saham-saham.
Kepala Strategi Ekuitas AS di RBC Capital Markets, Lori Calvasina mengatakan awal November telah disertai pasar saham yang kuat. Perkembangan tersebut tampak sejalan dengan apa yang terlihat dari sebagian besar indikator sentimen, meskipun tidak semuanya.
"Secara umum, pandangan kami selama sekitar satu bulan terakhir ini adalah jika lonjakan imbal hasil segera berhenti, ekuitas AS dapat keluar tanpa menimbulkan terlalu banyak kerusakan tambahan," ucap Calvasina.
Minggu ini merupakan periode yang relatif ringan dalam data ekonomi dan laporan pendapatan perusahaan. Namun, faktor musiman dapat memberikan dorongan bagi pemulihan saham.
Menurut Stock Traders Almanac, November dikenal sebagai bulan dengan kinerja terbaik bagi S&P. Adam Turnquist dari LPL Financial juga mencatat bahwa periode enam bulan setelah November merupakan salah satu yang terbaik dalam sejarah pasar sejak tahun 1950. S&P telah mencatatkan rata-rata imbal hasil sekitar 7% dari November hingga April sejak saat itu.
Meskipun musim laporan keuangan perusahaan telah berakhir, dengan lebih dari 400 perusahaan S&P telah melaporkan hasil keuangan kuartalan. Akan tetapi, Investor saat ini tengah menantikan informasi terbaru dari perusahaan seperti Walt Disney, Wynn, MGM Resorts, dan Occidental Petroleum.
Selain itu, para trader juga akan memperhatikan pidato dari Jerome Powell, yang dijadwalkan akan berbicara dua kali dalam beberapa hari ke depan. Di samping itu, pada pertemuan terakhir, bank sentral memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga sebab imbal hasil obligasi merosot. Para investor berharap kemungkinan kenaikan suku bunga oleh The Fed mungkin akan segera berakhir.