Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut volume transaksi bursa karbon di Indonesia melesat tiga kali lipat. Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menyebut, pencapaian itu hanya membutuhkan waktu 10 hari. Mengutip dari pernyataan Presiden Joko Widodo, Jeffrey menyampaikan negara tetangga perlu menghabiskan waktu paling lama dua tahun.
Jeffrey juga mengatakan BEI tengah mengkaji untuk melibatkan anggota bursa sebagai perantara di perdagangan bursa karbon. Namun, BEI tidak menargetkan jumlah unit karbon yang akan tercatat di 2024.
Meski begitu, BEI berharap total karbon yang diperdagangkan saat ini, yaitu 1,7 juta ton Co2 ekuivalen dapat terjual tahun ini atau di tahun depan.
Sebelumnya, ia mengatakan, BEI selalu aktif untuk mengajak lebih banyak pihak berpartisipasi sebagai pengguna jasa bursa karbon. Beberapa perusahaan telah menyatakan minat untuk bergabung di IDX Carbon, antara lain PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan anak-anak usaha PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).
Dalam debut perdana IDX Carbon pada 26 September 2023, terdapat 13 transaksi yang dilakukan dengan proyek yang tergistrasi Pertamina NRE, yaitu proyek Lahendong unit 5 dan 6 di Sulawesi Utara milik PT Pertamina Geothermal Tbk (PGEO). Unit karbon yang diperdagangkan vintage medio 2016 sampai 2020.
Proyek tersebut sudah berkontribusi penurunan karbon hingga 202.989 ton CO2. Selain itu, telah tercatat dalam perdagangan bursa karbon dari PT PJB UP Muara Karang dan PT UPC Sidrap Bayu Energi yang dimiliki oleh PLN.
Di sisi lain, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi juga menyampaikan tantangan yang akan dihadapi bursa karbon. Indonesia perlu melihat pengalaman negara-negara tetangga terkait durasi proses listing.
“Negara-negara tetangga negara lain butuh berapa lama untuk ada transaksi untuk listed di sana?. Saya tidak sebutkan negaranya, tapi yang sebelah kita saja itu dua tahun. Kita Alhamdulillah sedikit dari hari pertama sudah ada (transaksi),” ujar Inarno.