PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) masih bertahan di posisi nomor dua emiten dengan kapitalisasi pasar atau market cap terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kapitalisasi pasar emiten energi terbarukan milik orang terkaya nomor satu di Indonesia Prajogo Pangestu ini bukan main manuvernya. Bahkan market cap BREN mencoba untuk menggeser posisi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang ada di urutan pertama. Padahal BBCA tercatat sudah lama menempati pucuk market cap di BEI.

BREN pagi ini mencatat kapitalisasi pasar Rp 859,58 triliun. Adapun harga saham BREN pukul 10.00 WIB turun 8,46% mencapai Rp 6.425 per lembar. Sedangkan BBCA sahamnya Rp 8.825 per lembar, turun 0,56% dan kapitalisasi pasanya mencapai Rp 1.087,9 triliun.

Presdir Kiwoom Sekuritas Chang Kun Shi menilai, BBCA tidak usah was-was. Sebab kinerja keuangan BCA akan makin meningkat.

"Sehingga kenaikan harga saham BBCA nantinya juga akan mengikuti fundamentalnya,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa (21/11).

Sementara di sisi valuasi, bisa dikatakan saham BREN terbilang mahal. Price to earning ratio (PER) mencapai 498,4 kali. Sedangkan price to book value mencapai 219,1 kali. Sedangkan PER BBCA 22,4 kali dan PBV 4,6 kali. 

Senior Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan, valuasi untuk sektor energi terbarukan memang lebih tinggi daripada perbankan. Ia pun menilai laba bersih BREN Rp 1,3 triliun itu kemungkinan belum mencerminkan potensi pertumbuhan di masa depan.

Namun terkait posisi market cap, menurutnya hal itu tidak terlalu berdampak pada bisnis masing-masing kedepannya. “Naik turun harga saham tidak pengaruh ke penyaluran kredit atau penyaluran tenaga listrik. Bussiness as usual saja,” ucapnya.

Di sisi lain, Prajogo Pangestu menempati peringkat pertama dalam daftar konglomerat yang mendapatkan cuan terbanyak versi Forbes Real Time Billionaire pada Senin (20/11) sore lalu. Kekayaannya tercatat bertambah US$ 2,5 miliar atau Rp 38,47 triliun hanya dalam waktu singkat. Hal itu didorong saham BREN yang masuk top gainers perdagangan awal pekan.

Alhasil putra seorang pedagang karet ini memiliki nilai kekayaan bersih sebanyak US$ 46,2 miliar atau setara dengan Rp 712,18 triliun. Pria kelahiran Sambas, Kalimantan Barat 13 Mei 1944 itu pun kini masuk ke jajaran 25 besar orang terkaya dunia.

Sementara kekayaan konglomerat duo Hartono pemilik Grup Djarum sekaligus BCA merosot di periode tersebut, seiring saham BCA yang di zona merah. Robert Budi Hartono kekayaannya turun US$ 472 juta atau senilai Rp 7,27 miliar. Sedangkan Michael Hartono kekayaannya ikut turun US$ 453 juta atau Rp 6,98 triliun. 

Dengan demikian total kekayaan Robert Budi Hartono sebanyak US$ 24,8 miliar Rp 382,22 triliun dan Michael Hartono senilai US$ 23,7 miliar atau Rp 365,34 triliun versi Forbes Real Time Billionaire.

Sebagaimana diketahui, BREN melantai di BEI pada 9 Oktober 2023 dengan melepas 4,01 miliar saham ke publik atau setara 3% dari jumlah saham beredar. Dengan harga penawaran umum Rp 780 per unit, melalui aksi korporasi itu, perusahaan meraih dana segar Rp 3,13 triliun. Sehingga bila diakumulasi sejak IPO, saham BREN sudah memberikan keuntungan sekitar 770%.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila