Bitcoin Bisa ke US$ 40.000 Jika Tembus Batas Resistensi Berikut

Unsplash/Aleksi Raisa
Ilustrasi Bitcoin
21/11/2023, 16.34 WIB

Pasar kripto mengalami fluktuasi signifikan selama seminggu terakhir. Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menyampaikan Bitcoin (BTC) menurun di bawah US$ 35.000 sebelum pulih dan melewati US$ 36.000 di pertengahan minggu pada pekan lalu. 

Sementara itu, Ethereum (ETH) sempat merosot di bawah US$ 2.000 namun tetap stabil di atas angka US$ 1.900. Pergerakan ini dipicu oleh antisipasi terhadap data ekonomi AS, serta keputusan kebijakan yang akan diambil oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve.

Mengutip Coinmarketcap, Selasa (21/11) pukul 16.30 WIB, Bitcoin berada di sekitar US$ 37.393 naik tipis 0,53% dalam 24 jam terakhir. Sementara Ethereum berhasil kembali naik ke US$ 2.014 turun 0,7% dalam 24 jam terakhir. 

Panji menjelaskan, Bitcoin masih berpotensi untuk terus naik hingga mencapai US$ 40.000 jika berhasil menembus resistensi di level US$ 37.950. Namun jika gagal Bitcoin kemungkinan akan turun kembali ke level sekitar US$ 36.000, yang juga dekat dengan support dinamis MA-20.

“Sementara Ethereum berpotensi akan menguat menuju resistansi US$ 2.130 apabila mampu bertahan di harga psikologis support di US$ 2.000,” kata Panji dalam risetnya, Selasa (21/11). 

Di samping itu, aktivitas yang signifikan terjadi di pasar alternative coin lainnya. Token Celestia (TIA) menarik perhatian usai mulai diperdagangkan pertama kali pada 31 Oktober. Harga TIA melonjak lebih dari 150% dalam rentang waktu 31 Oktober hingga 21 November 2023.

Selama satu minggu terakhir, token Artificial Intelligence (AI) juga tumbuh signifikan. Render Network (RNDR) menjadi salah satu yang mengalami kenaikan terbesar dalam minggu ini, melonjak sebesar 49,29% dan diperdagangkan pada harga US$ 3,40. Diikuti oleh SingularityNET (AGIX) yang naik sebesar 21,28% menjadi US$ 0,2940.

Selain itu Panji juga menyebut sektor aset kripto AI mulai perlahan bangkit dengan menunjukkan pertumbuhan melebihi angka US$ 3 miliar dalam 30 hari terakhir. Sebelumnya sektor tersebut mencapai puncaknya di atas US$ 4 miliar pada Februari, tetapi mengalami penurunan yang signifikan pada bulan Juli, sehingga valuasinya turun menjadi US$ 2,6 miliar.

“Teknologi AI penting dalam ekosistem blockchain, mendorong inovasi, mempercepat pemrosesan data, dan mendukung manajemen aset, prediksi harga, dan operasi DAO,” ucap Panji. 

Dengan demikian, dalam seminggu terakhir, pasar aset kripto menunjukkan tanda-tanda optimisme yang berhati-hati, didorong oleh langkah Fidelity dan BlackRock yang memainkan peran penting dengan mengajukan ETF Ethereum ke Securities and Exchange Commission (SEC). Hal ini tercermin dari arus masuk yang mencatat kenaikan yang mengesankan, dengan total masuk dana sebesar US$ 176 juta minggu lalu. 

Peningkatan ini menandai arus masuk selama delapan minggu berturut-turut sehingga total arus masuk tahun ini mencapai US$ 1,32 miliar. Meskipun demikian, mengutip laporan mingguan dari Coinshares, angka ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan arus masuk pada tahun 2021 dan 2020 yang masing-masing mencapai US$ 10,7 miliar dan US$ 6,6 miliar.

Panji mengatakan, minggu ini akan menjadi minggu singkat di Amerika Serikat karena hari libur Thanksgiving pada Kamis dan Jumat.

Oleh karena itu, kalender ekonomi yang sepi sepertinya tidak akan berdampak signifikan pada pasar aset kripto. Meskipun begitu, ada pertemuan Federal Reserve pada hari Selasa yang patut diperhatikan. Kemungkinan terjadi volatilitas pasar jangka pendek pada siang hari, namun tidak diharapkan ada dampak besar dari pertemuan tersebut.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila