10 Saham yang Harganya Turun Paling Tajam di 2023, Apa Saja?

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Karyawan berjalan di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (17/5/2023).
Penulis: Lona Olavia
18/12/2023, 17.00 WIB

Sepanjang tahun berjalan 2023 hingga periode penutupan perdagangan 14 Desember 2023 (year to date), tercatat ada banyak saham yang mengalami penurunan harga. 

Emiten dari sektor teknologi PT Indosterling Technomedia Tbk (TECH) terpantau menjadi emiten dengan kerugian nilai saham tertinggi.

TECH mencetak penurunan harga saham hingga 99% menjadi Rp 50 per saham dari penutupan akhir tahun lalu sebesar Rp 3.990 per saham.

Saham TECH juga tercatat pernah beberapa kali dihentikan perdagangan atau suspensi sahamnya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal dan pertengahan tahun ini.

Sebagai informasi, TECH merupakan perusahaan yang masuk bursa pada era pandemi, tepatnya 4 Juni 2020. Ketika IPO, perseroan melepas hingga 251 juta saham baru atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Perseroan menawarkan saham perdana seharga Rp 160 per saham. TECH mengantongi dana Rp 40,20 miliar dari hasil IPO.

Indosterling Technomedia didirikan pada 2007. Perseroan merupakan bagian dari IndoSterling Group yang bertugas untuk mengoptimalkan bisnis yang ada sekaligus menciptakan peluang baru. Indosterling Technomedia mengembangkan portofolio dari berbagai teknologi informasi dan perusahaan digital, serta melayani beragam pasar business to business.

Pada Juli 2023, Komisaris Utama Indosterling Technomedia Sean William Henley ditangkap karena tindak pidana perbankan. Sean William Henley dieksekusi berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor : 5937 K/Pid.Sus/2022 Tanggal 28 November 2022 yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. 

Terpidana terbukti secara sah melakukan tindak pidana Perbankan sebagaimana melanggar Pasal 46 Jo Pasal 16 UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Di sisi lain bisa dikatakan bahwa perdagangan pasar saham Indonesia hingga akhir tahun cukup menantang, karena masih dilanda ketidakpastian terkait kondisi global. Hal itu meski situasi juga sudah cukup membaik seperti perubahan Covid-19 dari pandemi menjadi endemi.

Secara garis besar kondisi IHSG dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni ketidakpastian ekonomi global. Mulai dari kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) yang masih hawkish hingga kondisi ekonomi negara-negara yang memiliki hubungan dagang dengan Indonesia yang cenderung melemah seperti Cina. Serta tensi geopolitik yang terbilang masih memanas.

Kondisi eksternal yang negatif tersebut menenggelamkan kabar positif dari ekonomi Indonesia yang sejauh ini cukup kokoh, kinerja keuangan emiten yang solid, serta bagi-bagi dividen jumbo.

Berdasarkan data Bloomberg, berikut saham-saham dengan persentase penurunan harga tertinggi hingga 14 Desember 2023 :

  1. PT Indosterling Technomedia Tbk (TECH) -99% menjadi Rp 50 per saham
  2. PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT) -96% menjadi Rp 2 per saham
  3. PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) -93% menjadi Rp 50 per saham
  4. PT Himalaya Energi Perkasa Tbk (HADE) -92% menjadi Rp 4 per saham
  5. PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) -88% menjadi Rp 59 per saham
  6. PT Modern Internasional Tbk (MDRN) -88% menjadi Rp 6 per saham
  7. PT Leyand International Tbk (LAPD) -88% menjadi Rp 6 per saham
  8. PT Megalestari Epack Sentosaraya Tbk (EPAC) -86% menjadi Rp 7 per saham
  9. PT Indah Prakasa Sentosa Tbk (INPS) -85% menjadi Rp 173 per saham
  10. PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU) -84% menjadi Rp 8 per saham