Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) menyetujui Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin Spot pertama. Keputusan tersebut telah lama dinantikan oleh seluruh penggiat kripto global sebab dianggap sebagai tonggak sejarah bagi pasar kripto.
Dengan disetujuinya ETF Bitcoin spot pertama di AS, menurut CEO Tokocrypto Yudhono Rawis ETF Bitcoin, dapat memberikan dampak positif bagi Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan.
Salah satunya dapat meningkatkan permintaan dan harga Bitcoin di pasar spot. Yudho menekankan ETF akan memberikan akses lebih mudah dan terjangkau bagi investor untuk berinvestasi.
“Hal ini dapat mendorong peningkatan adopsi dan kepercayaan investor mendorong pertumbuhan industri kripto secara signifikan,” kata Yudho dalam analisisnya, Kamis (11/1).
Seiring dengan hal itu, kata Yudho, akan terjadi potensi peningkatan likuiditas dan volume transaksi di pasar sebagai akibat langsung dari ETF ini. Bahkan persetujuan ETF Bitcoin oleh SEC dapat meningkatkan perhatian dari regulator di Indonesia terhadap aset kripto.
Menurut Yudho, persetujuan ETF tersebut bisa menjadi sinyal bagi regulator di Indonesia bahwa kripto semakin diadopsi oleh investor institusional dan masyarakat umum. Tak hanya itu, kripto juga dinilai menjadi instrumen investasi yang semakin terpercaya.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) ini berharap keputusan terkait ETF akan mendorong regulator Indonesia untuk menyusun regulasi yang lebih komprehensif terhadap industri kripto.
Selain itu, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan teratur bagi pelaku industri kripto di Tanah Air. Hal itu sejalan dengan mendukung inovasi dan pertumbuhan ekonomi.
Misalnya, jika bank besar di Indonesia mengalokasikan 0,1% dari neracanya ke Bitcoin, maka likuiditas pasar kripto di Indonesia akan meningkat secara signifikan. Bank-bank tersebut akan beli Bitcoin di pedagang aset kripto resmi di Indonesia.
Saat ini, ASPAKRINDO masih menunggu peraturan pemerintah terkait peralihan dan pengawasan aset kripto dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Asosiasi juga telah menyatakan dukungannya terhadap koordinasi antara lembaga, seperti Bank Indonesia (BI) dan Bappebti untuk mempersiapkan peralihan dengan membentuk Tim Transisi yang akan dikoordinasikan oleh OJK.
Potensi Harga Bitcoin
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur memperkirakan kenaikan harga Bitcoin mungkin akan terjadi ketika perdagangan ETF dimulai, yang dijadwalkan pada hari ini Kamis (11/1) di Amerika Serikat.
Di samping itu, Bitcoin kemungkinan akan tetap berada dalam kisaran harga antara US$ 45.000 hingga US$ 48.000 karena menunggu tindakan dari 11 manajemen aset tersebut. Jika arus masuk dana terjadi, kemungkinan besar Bitcoin akan berhasil menembus level resistensi sebelumnya di US$ 48.178 dan menuju level resistensi berikutnya di US$ 50.500.
Saat ini, pasar altcoin, terutama Ethereum, tampak lebih menarik dibandingkan Bitcoin. Ethereum telah mengalami kenaikan harga yang signifikan, mencapai level tertinggi US$ 2.527 per unit usai persetujuan ETF Bitcoin oleh SEC.
“Ini menunjukkan bahwa pasar kripto sangat dinamis dan selalu berubah," kata Fyqieh.