Sembilan perusahaan bersiap mencatatkan perusahaan atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada bulan Februari mendatang. Data itu setidaknya menurut data BEI hingga Sabtu (27/1) ini.
Aksi itu dilakukan setelah perusahaan menggelar penawaran awal alias bookbuilding pada akhir bulan ini. Tahap selanjutnya akan berlanjut pada penawaran umum yang berlangsung pada awal Februari.
Calon emiten itu berasal dari berbagai jenis industri, mulai dari waralaba ayam goreng, sepeda dan motor listrik, hingga logistik yang merupakan salah satu unit Grup Bakrie.
Adapun dari sembilan calon emiten tersebut, empat di antaranya memberikan bonus waran. Yakni PT Bersama Mencapai Puncak Tbk (BAIK), PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA), PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPIX), dan PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK).
Beberapa aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) memang biasanya bisa diikuti dengan ditawarkannya waran secara cuma-cuma. Waran ini fungsinya sebagai pemanis agar investor tertarik membeli saham tersebut.
Berikut daftar sembilan perusahaan yang akan tercatat di BEI Februari 2024:
1. PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE)
Emiten yang bergerak di bidang perlengkapan rumah tangga dan dikenal dengan nama Homeco Living akan melepas 808,35 juta saham atau 17,6%. Harga IPO ditetapkan pada Rp 136-181 per saham, dengan target perolehan hingga Rp 146,31 miliar.
Dana IPO Rp 25 miliar dipergunakan untuk pelunasan sebagian utang perseroan kepada PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang akan jatuh tempo. Lalu Rp 25 miliar untuk pelunasan sebagian utang usaha perseroan kepada entitas anak PT Trisinar Indopratama (TSI) selaku entitas anak perseroan. Sisanya untuk pengembangan usaha dalam bentuk modal kerja.
Saham tersebut diperkirakan akan dicatatkan di BEI pada 12 Februari 2024. Binaartha Sekuritas dan Samuel Sekuritas Indonesia menjadi penjamin emisi.
2. PT Bersama Mencapai Puncak Tbk (BAIK)
Operator waralaba Ayam Goreng Nelongso melepas 225 juta saham, setara dengan 20% ekuitasnya. Harga IPO ada pada kisaran Rp 268-278 per saham dengan total target mencapai Rp 62,55 miliar.
Seluruh dana hasil dari IPO, sekitar 3,48% digunakan untuk pembelian mesin dan kendaraan operasional untuk menunjang proses distribusi produk dan bahan baku. 10,16% untuk perpanjangan sewa outlet lama untuk mendukung ekspansi bisnis perseroan. Lalu 22,54% untuk renovasi outlet, gudang dan kantor dan sistem otomatisasi. Sisanya sekitar 63,82% untuk modal operasional yaitu untuk pembelian bahan baku
Saham tersebut diperkirakan akan dicatatkan di BEI pada 15 Februari 2024. MNC Sekuritas menjadi penjamin emisi.
3. PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA)
Perusahaan spesialis perabot rumah tangga, menginisiasi IPO dengan melepas 480 juta saham atau setara 25,03%. IPO ada di kisaran harga Rp 100- 103 per saham dengan target dana Rp 49,44 miliar.
Dana IPO sekitar 24% untuk pembelian aset tetap berupa peralatan kerja kantor peralatan kerja proyek dan kendaraan. 4% untuk sewa bangunan dan kendaraan serta pengembangan sistem informasi dan jaringan. 72% akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
Perkiraan tanggal pencatatan saham adalah 7 Februari 2024. MNC Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin emisi IPO tersebut.
4. PT Ecocare Indo Pasifik Tbk (HYGN)
Perusahaan jasa sanitasi dan kebersihan ini berencana melepas 525 juta saham atau 20,8% ekuitas. Harganya di rentang Rp 135- 145 dengan target maksimal Rp 76 miliar.
Hasil dana yang dikumpulkan dari IPO sekitar 13,50% untuk pembelian gudang. Lalu 49,20% untuk modal kerja. Adapun 18,50% untuk belanja modal dan 10,80% digunakan untuk penyetoran modal kepada anak usaha. Terakhir, 8% untuk penyetoran modal kepada perusahaan anak, yaitu PT Indocitra Pacific atau ICP.
KGI Sekuritas Indonesia adalah penjamin emisi yang ditunjuk. Pencatatan saham pada 7 Februari 2024.
5. PT Multikarya Asia Pasifik Raya (MKAP)
Perusahaan manufaktur dan suku cadang pompa industri, menawarkan 650 juta saham atau 20%. Harga IPO di harga Rp 105-120 per saham dengan total dana targetnya Rp 78 miliar.
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO saham ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja perseroan.
Saham tersebut akan dicatatkan di BEI pada 12 Februari 2024. Lotus Andalan Sekuritas bertindak sebagai penjamin emisi.
6. PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPIX)
Penyedia solusi pembayaran dan transaksi digital ini melepas 312,5 juta saham atau 20% dengan harga Rp 256-Rp 268 per saham dengan target Rp 83,75 miliar.
Dana IPO sekitar 89% untuk pembiayaan modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional perusahaan. Sekitar 11% akan digunakan untuk belanja modal.
Saham tersebut akan dicatatkan di BEI pada 6 Februari 2024. RHB Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin emisi.
7. PT. Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII)
Perusahaan logistik yang terafiliasi dengan Grup Bakrie menerbitkan 3,16 miliar saham, yang merupakan 20% ekuitasnya. IPO ada pada kisaran harga Rp 268- 278 per saham, sehingga targetnya maksimal Rp 879,91 miliar.
Dana IPO sebesar 75% untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan anak, yaitu MCT. Sekitar 20,64% untuk belanja modal guna menunjang kegiatan usaha. Sisanya untuk modal kerja.
Perkiraan tanggal pencatatan saham adalah 7 Februari 2024. Penjamin emisi IPO ini dipercayakan kepada Ciptadana Sekuritas Asia dan Samuel Sekuritas Indonesia.
8. PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK)
Perusahaan yang bergerak di bidang platform teknologi mengincar dana segar hingga Rp 109,37 miliar. Dalam aksi korporasi ini, TOSK melepas sebanyak-banyaknya 875 juta saham atau setara 20,00% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Adapun harga penawaran awal ada di rentang Rp 115-125 per saham.
Dana IPO ini sekitar 40% untuk keperluan modal kerja. Lalu 25% untuk pengembangan sistem IT berupa hardware dan software. Sedangkan 10% akan dialokasikan untuk entitas anak. Selanjutnya sekitar 50% untuk entitas anak dalam bentuk penyetoran modal.
9. PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD)
Perusahaan yang memproduksi sepeda motor roda dua dan tiga dengan merek United melepas 1,66 miliar saham atau setara 25% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Perseroan menawarkan harga antara Rp 170- 240 per lembar. Dengan demikian, UNTD bisa meraup dana hingga Rp 400 miliar dalam aksi korporasi ini.
Adapun rencana penggunaan dana setelah IPO akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja dan melakukan pembelian bahan baku sepeda motor listrik dan E-Moped.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi adalah PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia. Perkiraan tanggal pencatatan saham pada 7 Februari 2024.