BEI Targetkan Nilai Transaksi di SPPA Capai Rp 140 Triliun di 2024

Katadata/Hufaz Muhammad
Logo Bursa Efek Indonesia (BEI)
19/2/2024, 13.21 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan nilai transaksi pada Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) mencapai Rp 140 triliun pada akhir 2024 ini. 

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis I BEI, Firza Rizqi Putra mengatakan bahwa peningkatan transaksi di SPPA cukup meningkat signifikan. Secara year to date, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sampai dengan 19 Februari ini, mencapai Rp 1,3 triliun per harinya. 

“Dengan total transaksi sampai dengan 16 Februari kemarin mencapai 32 triliun. Jadi ini memang meningkat cukup signifikan,” kata Firza dalam konferensi pers di Gedung BEI, Jakarta, Senin (19/2). 

Selain itu, BEI juga mencatat pertumbuhan nilai transaksi untuk instrumen di luar dari obligasi pemerintah dengan suku bunga tetap atau fixed rate (FR). Jadi, dapat diamati bahwa pelaku pasar kini lebih aktif menggunakan SPPA sebagai alat penentu harga, bukan hanya untuk obligasi pemerintah seri FR, tetapi juga untuk berbagai instrumen lainnya seperti surat berharga negara (PBS), Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk surat utang pemerintah. 

Jeffrey menyampaikan bahwa dalam upaya meningkatkan transaksi di SPPA, ada beberapa strategi. Misalnya, fokus pertama pada jangka pendek mencakup sosialisasi, diskusi aktif dengan pengguna dan calon pengguna untuk meningkatkan partisipasi di SPPA.

Namun, Jeffrey juga menekankan pentingnya berdiskusi dengan para pengambil kebijakan untuk membahas peran strategis SPPA dalam meningkatkan kenyamanan dan pelaporan transaksi.

Lebih lanjut, ada rencana untuk menjadikan SPPA sebagai pusat untuk semua transaksi Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) dan juga untuk transaksi Repurchase Agreement (Repo) di masa depan.

“Untuk di front-end, bisa menggunakan platform apapun, tetapi untuk proses perdagangan dan pelaporannya, ke depan kita harapkan peran SPPA akan lebih vital disitu. Mungkin itu untuk strateginya,” ucap Jeffrey. 

Saat ini, SPPA juga merupakan platform untuk menjadi Infrastruktur Perdagangan Dealer Utama SUN dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Adapun perdagangan Surat Utang Negara (SUN) melalui SPPA terus meningkat dari tahun ke tahun, baik dari sisi nilai perdagangan, serta pangsa pasar.  

Sampai dengan saat ini, terdapat 33 pelaku pasar EBUS Indonesia, yang sudah menjadi Pengguna Jasa SPPA dan sepanjang tahun 2023 berhasil membukukan transaksi senilai Rp 139 triliun. Transaksi tersebut mengalami peningkatan sebesar 12% jika dibandingkan dengan tahun 2022. 

Hal ini tentunya didukung oleh peran SPPA yang membuat perdagangan EBUS menjadi lebih efisien. Hal ini  karena langsung terhubung dengan Sistem Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE) dan lebih efektif. Sebab perdagangannya mengakomodasi mekanisme multilateral matching sampai dengan negosiasi bilateral. 

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) tentang Penyelenggara Pasar Alternatif, BEI merupakan satu-satunya penyelenggara sistem perdagangan EBUS di pasar sekunder surat utang Indonesia.

 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila