Minat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar modal hingga April 2024 masih cukup tinggi baik melalui pencatatan saham perdana maupun aksi korporasi lainnya.
"Terdapat 138 pipeline penawaran umum," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Inarno Djajadi dalam konferensi pers virtual Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK, Senin (13/5). Nilai penawaran umum itu diperkirakan mencapai Rp 54,33 triliun.
Dari jumlah tersebut, OJK mencatat calon emiten yang berencana melaksanakan IPO ada sebanyak 78. Hingga April, tercatat penawaran umum mencapai Rp 77,64 triliun dengan 17 emiten baru.
Selain antusiasme penghimpunan dana, Inarno turut menyampaikan jika tekanan di pasar saham global turut berdampak pada kinerja pasar saham domestik di April 2024. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,53% sejak awal tahun ke level 7.234,2. Sedangkan, secara bulanan melemah 0,75%.
Sementara nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 12.077 triliun atau naik 3,45% sejak awal tahun ini. Investor asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp 7,95 triliun.
Di sisi lain dalam industri pengelolaan investasi, nilai dana kelolaan atau asset under management (AUM) pengelolaan investasi pada April tercatat sebesar Rp 810,28 triliun. Nilai ini turun 1,75% year to date dengan nilai aktiva bersih sebesar Rp 479,74 triliun atau turun 4,33% year to date dan penjualan bersih atau net redamption Rp 56,18 triliun pada April 2024.
Sebelumnya OJK mencatat 123 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif Rp 59,68 triliun per Maret 2024. Saat itu, Inarno menyebut jika ada calon emiten yang berencana melaksanakan IPO ada sebanyak 78. Adapun hingga 28 Maret 2024 yang lalu, penawaran umum mencapai Rp 48 triliun dengan tambahan 15 emiten baru.