Matahari Tutup 2 Gerai, Manajemen Emiten LPPF Jelaskan Rencana Bisnis

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.
Pengunjung melintasi gerai Matahari Department Store di Jakarta, Selasa (2/7/2024).
2/7/2024, 18.18 WIB

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) memberi penjelasan soal penutupan dua gerai Matahari yang ada di Mall Balekota dan WTC Serpong.  Dalam keterangan resmi yang dirilis Selasa (2/7) manajemen mengatakan penutupan gerai sebagai upaya optimalisasi strategis terhadap portofolio usaha. 

Manajemen menjelaskan, penutupan dilakukan pada gerai yang tidak berkinerja baik. Di sisi lain manajemen memutuskan membuka gerai baru di area dengan tingkat kunjungan konsumen yang tinggi. 

“Keputusan ini diambil setelah melalui proses evaluasi menyeluruh, sejalan dengan strategi bisnis jangka panjang kami dan praktik operasional standar,” tulis manajemen. 

Matahari menyebutkan matahari terus berfokus pada rebranding dan modernisasi gerai utamanya. Salah satunya dengan pembukaan sembilan gerai pada tahun lalu dengan beberapa pembukaan gerai baru yang direncanakan untuk 2024. Yang terbaru, Matahari membuka gerai di AEON Deltamas pada Maret 2024.  

Dampak Produk Impor 

Sebelumnya, Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia atau Hippindo menduga tutupnya gerai Matahari di Tangerang disebabkan oleh banjirnya tekstil impor ilegal. Dugaan ini muncul karena produk yang ditawarkan Matahari merupakan tekstil lokal.

Ketua Umum Hippindo, Budihardjo Iduansjah membagi peritel di dalam mal menjadi tiga kelompok, yakni restoran, makanan dan minuman, dan fashion. Menurutnya, hanya sektor fesyen yang belum membaik dari pandemi Covid-19, sedangkan sektor restoran dan makanan dan minuman telah pulih.

"Matahari ini kan banyak produk lokalnya. Masalahnya adalah banjirnya barang-barang impor ilegal yang masuk ke Indonesia tanpa bayar pajak dan syarat," kata Budiharjo kepada Katadata.co.id, Senin (1/7).

Ia menjelaskan, produk lokal di Matahari tidak bisa bersaing lantaran harga produk impor ilegal lebih murah akibat rendahnya beban impor. Oleh karena itu, Budiharjo mendorong pemerintah untuk memperketat dan memberantas barang-barang impor ilegal.

Budiharjo pada saat yang sama menyarankan agar arus produk fashion bernilai tinggi diperlancar. Sebab, produk-produk tersebut belum mampu diproduksi di dalam negeri.

Ia juga mengatakan bahwa produk fashion impor bernilai tinggi merupakan faktor yang menarik wisatawan mancanegara ke dalam mal. Selain itu, wisatawan lokal pada akhirnya tidak akan berbelanja ke luar negeri jika produk fashion impor bernilai tinggi ada di dalam negeri.

"Produk-produk fashion bernilai tinggi harus dikasih kemudahan untuk masuk ke dalam negeri, karena itu menjadi traffic puller," ujarnya.



Reporter: Nur Hana Putri Nabila