Bursa Saham AS dan Eropa berada di zona merah pada pembukaan perdagangan Senin pagi (5/8). Sebelumnya, saham-saham Bursa Asia berguguran. Nikkei memecahkan rekor terburuk sepanjang masa, hingga perdagangan bursa Korea Selatan sempat dihentikan sementara karena menyentuh batas 8%.
Perdagangan saham di seluruh dunia mencapai titik rendah setelah dirilisnya data tenaga kerja Amerika Serikat yang lebih lemah dari perkiraan pada akhir minggu lalu. Data ekonomi yang mengecewakan tersebut memicu kekhawatiran investor bahwa bank sentral AS, Federal Reserve, membuat kesalahan dengan tidak menurunkan suku bunga pada pertemuan pekan lalu.
Kondisi tersebut membuat pasar khawatir bahwa AS akan jatuh ke dalam resesi. Wall Street langsung menanggapi negatif rilis data tersebut. Nasdaq bahkan turun lebih dari 10% dari rekor yang ditetapkan bulan lalu.
Bursa AS dan Eropa Dibuka Melemah
Wall street melanjutkan pelemahan pada pembukaan perdagangan Senin pagi (5/8) waktu setempat. Indeks Dow Jones Industrial Average turun sekitar 600 poin, atau 1,5%. Kontrak berjangka S&P 500 dan kontrak berjangka Nasdaq-100 masing-masing turun 2,1% dan 3,4%.
Sementara saham Eropa anjlok tajam pada awal sesi Senin. Indeks Stoxx 600 regional turun 2,2% pada pukul 9:24 pagi waktu London, dengan semua sektor dan bursa regional utama diperdagangkan di zona merah.
Saham teknologi turun hingga 5% sebelum sedikit memangkas kerugian dan diperdagangkan turun 2,1%. Saham minyak dan gas juga turun 3,3%, sementara saham penambang turun 3,92%.
Bursa Asia Diterpa Badai
Sebelumnya Bursa Asia diterpa badai. Indeks Nikkei Jepang anjlok 12,4% dan ditutup pada level 31.458,42. Ini merupakan hari terburuk bagi indeks tersebut sejak "Black Monday" tahun 1987. Kerugian 4.451,28 poin pada indeks tersebut juga merupakan kerugian terbesar dalam hal poin sepanjang sejarahnya.
Bursa Asia lainnya juga jatuh. Indeks KOSPI Korea Selatan ditutup anjlok 8%, TSEC Taiwan 8,4%, Hang Seng 1,6%, Shanghai Composite 1,54% dan Straits Times 4,24%. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia turun menembus 3%.
"Saya pikir kita sedang dalam periode korektif, tetapi kami masih berpikir tren pasar bullish masih utuh," Keith Lerner, co-chief investment officer di Truist Wealth, dikutip dari CNBC, Senin (5/8).
"Hanya perlu sedikit waktu untuk melewati periode yang lebih sulit ini," ujarnya lagi.
Pemerintah AS akan merilis sejumlah data ekonomi hari ini, Senin (5/8), termasuk indeks manufaktur. Pasar memperkirakan indeks tersebut naik menjadi 50,9, naik dari 48,8 sebelumnya.