OJK: Jumlah Investor di Pulau Jawa Turun, Sumatera Meningkat

Katadata/Nur Hana Putri Nabila
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi memberikan pemaparan dalam konferensi pers HUT 47 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/8).
12/8/2024, 18.59 WIB

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada penurunan persentase investor individu di Pulau Jawa dari sebelumnya lebih dari 70% kini hanya 67,47% per Juni 2024. Di sisi lain, OJK menyebut pertumbuhan investor di Sumatra justru meningkat.

"Namun, Pulau Jawa masih menjadi yang tertinggi pertumbuhan investornya, hanya secara persentase mulai ke Sumatra dan daerah yang lain," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers HUT Pasar Modal 2024, Senin (12/8).

Dalam paparan demografi investor yang disampaikan Inarno, sebaran investor di Pulau Sumatra mencapai 16,64% dengan total aset Rp 101,09 triliun. Lalu, di Kalimantan dengan persentase investor mencapai 5,31% dengan total aset Rp 125,72 triliun, Sulawesi 5,5% dengan aset Rp 16,85 triliun, dan Jawa 67,47% dengan nilai aset Rp 4.918,9 triliun.

"Sementara itu, di Maluku-Papua mewakili 1,31% investor dengan keseluruhan nilai asetnya Rp 6,09 triliun sedangkan Bali-NTB-NTT yaitu 3,77% dengan nilai aset Rp 21,81 triliun," kata Inarno.

Inarno juga menyebutkan jumlah investor pasar modal hingga 8 Agustus 2024 mencapai 13,43 juta. Angka ini menunjukkan pertumbuhan 10,4% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 12,16 juta. Akan tetapi, lonjakan jumlah investor pasar modal Indonesia yang terbesar tercatat pada 2021, yaitu 7,48 juta atau meningkat pesat 92,99% dari 3,88 juta pada 2020. 

"Pertumbuhan investor memang mengalami perlambatan setelah pandemi," ujar Inarno, Dia menjelaskan hal ini disebabkan karena orang beralih ke bisnis riil. Meski demikian, OJK bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap optimistis investor pasar modal akan bertumbuh hingga 2 juta investor per tahun. 

   

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail