Emiten Grup Boy Thohir Adaro Energy (ADRO) Lepas Saham Anak Usaha Rp 40,54 T

Katadata
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), emiten afiliasi konglomerat Garibaldi Thohir atau Boy Thohir, berencana melepas seluruh saham di PT Adaro Andalan Indonesia (AAI).
12/9/2024, 10.43 WIB

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), emiten afiliasi konglomerat Garibaldi Thohir atau Boy Thohir, berencana melepas seluruh saham di PT Adaro Andalan Indonesia (AAI), yang sebelumnya bernama PT Alam Tri Abadi.

Adaro Energy akan menjual hingga 99,99% saham AAI, setara dengan 21,9 juta saham yang tercatat per 30 Juni 2024, atau hingga 7 miliar saham pada 3 September 2024.

Penjualan ini akan dilakukan melalui Penawaran Umum Pemegang Saham (PUPS) kepada seluruh pemegang saham perseroan, dengan harga yang dihitung berdasarkan volume weighted average price (VWAP) atau harga rata-rata tertimbang saham AAI setelah penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penawaran ini ditargetkan bernilai antara US$ 2,45 miliar atau sekitar Rp 37,77 triliun hingga US$ 2,63 miliar atau sekitar Rp 40,54 triliun, dengan kurs yang diasumsikan sebesar Rp 15.419 per dolar AS.

Penyelesaian transaksi akan dilakukan melalui crossing di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga penjual akan dipungut pajak penghasilan yang bersifat final sebesar 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi.

Tujuan ADRO Jual Saham AAI

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen ADRO menjelaskan bahwa melalui anak usahanya, AAI, perseroan memiliki saham di beberapa perusahaan tambang batu bara termal. Seperti PT Adaro Indonesia, PT Paramitha Cipta Sarana, PT Semesta Centramas, PT Laskar Semesta Alam, dan PT Mustika Indah Permai, yang memproduksi batu bara termal berkalori sedang dengan kandungan polutan rendah. Selain itu, AAI juga memiliki saham di dua perusahaan tambang batu bara termal yang sedang dalam tahap pengembangan, yaitu PT Pari Coal dan PT Ratah Coal.

Demi memastikan batu bara sampai di lokasi pemuatan kapal atau pelanggan sesuai jadwal, spesifikasi, dan kualitas yang telah disepakati, AAI juga menjalankan bisnis jasa logistik. Layanan ini mencakup pengangkutan dengan tongkang dan pemuatan kapal batu bara, pengerukan dan pemeliharaan alur sungai, bongkar muat, operasi pelabuhan baik di darat maupun di laut, serta pemeliharaan dan perbaikan tongkang.

“Sebagai upaya untuk melengkapi bisnis pertambangan batu bara, AAI juga memiliki bisnis-bisnis pendukung melalui perusahaan anaknya yang bergerak di bisnis pertanahan, air, investasi, dan ketenagalistrikan,” tulis manajemen ADRO dalam rencana transaksi material dengan persetujuan RUPS, dikutip Kamis (12/9). 

Operasi pendukung ini sangat penting untuk menjamin kelancaran operasional dalam bisnis pertambangan serta mendukung keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang. Perseroan berencana untuk terus melakukan ekspansi dan diversifikasi secara strategis pada pilar bisnis di luar sektor tambang batu bara.

Langkah ini bertujuan untuk menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi Perseroan di berbagai fase siklus bisnis, serta menjadi kontributor signifikan dalam menciptakan nilai jangka panjang.

Adaro Energy berkomitmen untuk mendukung target pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca dan mencapai net-zero emission pada 2060 atau lebih cepat. Perseroan menargetkan sekitar 50% pendapatan berasal dari bisnis non-batu bara termal pada 2030, dengan fokus pada pengembangan ekosistem hijau di Indonesia.

Sebagai bagian dari strategi ini, ADRO berencana memisahkan bisnis tambang dan sejumlah bisnis pendukung di bawah PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) melalui pilar Adaro Minerals dan Adaro Green. Langkah ini bertujuan mempertahankan sinergi kuat dari integrasi bisnis di sektor-sektor yang saling terkait.

Strategi pemisahan ini diharapkan akan memaksimalkan kinerja AAI dan memperkuat pilar bisnis non-batu bara termal, dengan memungkinkan setiap unit usaha fokus pada pengembangan keunggulan inti masing-masing. Langkah ini juga akan memberikan akses lebih luas bagi bisnis hijau perseroan terhadap berbagai sumber pembiayaan, menekan biaya pendanaan menjadi lebih kompetitif, dan membuka peluang lebih besar untuk terlibat dalam proyek-proyek ramah lingkungan bersama mitra strategis global.

Selain itu, inisiatif ini memberikan opsi investasi yang lebih beragam bagi investor publik, memungkinkan mereka untuk berinvestasi sesuai dengan minat dan pandangan terhadap sektor hijau dan berkelanjutan.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila