Kontribusi Signifikan, Adaro Energy (ADRO) Jelaskan Dampak Divestasi AAI ke BEI
Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan lebih lanjut kepada PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) perihal rencana spin-off dan menjual seluruh segmen bisnis batu bara termal dari anak usahanya, PT Adaro Andalan Indonesia (AAI). Pasalnya, sebagian besar aset dan pendapatan ADRO berasal dari AAI. Bahkan, kontribusi laba AAI ke ADRO lebih dari 100%
Otoritas bursa meminta klarifikasi terkait dampak divestasi AAI terhadap kegiatan operasional Adaro Energy dan memastikan aksi korporasi itu tidak mengganggu kelangsungan usaha perusahaan. BEI juga meminta penjelasan terkait rencana strategis yang akan dilakukan demi menggantikan kontribusi anak usaha setelah AAI dijual.
Sekretaris Adaro Energy Indonesia Mahardika Putranto menjelaskan divestasi AAI tidak memengaruhi operasional perusahaan sebab aktivitas perusahaan lebih fokus pada manajemen dan kantor pusat. Meskipun AAI telah dilepas, Adaro Energy tetap memiliki investasi di sektor energi lain, termasuk pertambangan batu bara, energi, infrastruktur pendukung, dan pengolahan mineral. Perusahaan juga didukung oleh sumber daya yang kuat dan potensi besar.
“Ke depannya, perseroan berharap dapat berkontribusi dalam pengembangan beberapa proyek yang dapat mendukung ekonomi hijau yang sedang dikembangkan di Indonesia,” kata Mahardika dalam keterangan tertulis, Selasa (1/10).
Tak hanya itu, Mahardika juga menegaskan divestasi AAI tidak akan mengganggu kelangsungan bisnis Adaro Energy. Setelah divestasi, perusahaan akan fokus pada bisnis di luar batu bara termal dan energi hijau. Rencana ini akan memberikan akses lebih luas kepada pembiayaan, pendanaan yang lebih terjangkau, dan kerja sama dengan mitra bisnis untuk proyek ramah lingkungan.
Ia berharap bisnis non-batu bara termal dan energi hijau tersebut menjadi penggerak utama pertumbuhan perusahaan. Fokus bisnis baru ADRO tersebut juga diharapkan dapat berkontribusi positif pada pendapatan dan laba perusahaan.
ADRO berencana untuk terus memperluas dan mendiversifikasi bisnis non-batu bara termal untuk menggantikan kontribusi AAI. Kemudian, perusahaan akan menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang sehingga melindungi perusahaan dari fluktuasi siklus bisnis. ‘Serta menjadi kontributor penting terhadap penciptaan nilai jangka panjang perseroan,” ujar Mahardika.
Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2024, AAI menyumbang 52,9% dari total aset ADRO. Laba bersih AAI bahkan melebihi laba bersih ADRO, yakni mencapai 104,8%. Selain itu, kontribusi pendapatan AAI terhadap pendapatan ADRO tercatat sebesar 89,4%.
No. | Komponen Nilai Transaksi Material | AAI (dalam US$ ‘000) | ADRO (dalam AS$ ‘000) | Persentase |
1 | Total aset AAI dibagi total aset Perseroan nilainya sama dengan atau lebih dari 20%. | US$ 5.433.038 | US$ 10.264.46 3 | 52,9% |
2 | Laba bersih AAI dibagi dengan laba bersih Perseroan nilainya sama dengan atau lebih dari 20%. | US$ 922.767*) | US$ 880.189 | 104,8% |
3 | Pendapatan usaha AAI dibagi dengan pendapatan usaha Perseroan nilainya sama dengan atau lebih dari 20%. | US$ 2.656.511 | US$ 2.972.835 | 89,4% |
*) termasuk nonrecurring gain sebesar US$ 322.936 ribu yang dieliminasi pada laba bersih Perseroan.
Sebelumnya, ADRO berencana melepas seluruh saham di PT Adaro Andalan Indonesia (AAI), yang sebelumnya bernama PT Alam Tri Abadi. Adaro Energy akan menjual hingga 99,99% saham AAI, setara dengan 21,9 juta saham yang tercatat per 30 Juni 2024, atau hingga 7 miliar saham pada 3 September 2024.
Penjualan ini akan dilakukan melalui Penawaran Umum Pemegang Saham (PUPS) kepada seluruh pemegang saham perseroan, dengan harga yang dihitung berdasarkan volume weighted average price (VWAP) atau harga rata-rata tertimbang saham AAI setelah penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penawaran ini ditargetkan bernilai antara US$ 2,45 miliar atau sekitar Rp 37,77 triliun hingga US$ 2,63 miliar atau sekitar Rp 40,54 triliun, dengan kurs yang diasumsikan sebesar Rp 15.419 per dolar AS.