BEI Siap Luncurkan Layanan Intraday Short Selling di Kuartal I-2025

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meluncurkan layanan short selling pada Q1 2025, sesuai dengan POJK VI Tahun 2024, untuk meningkatkan likuiditas dan memberi investor fleksibilitas lebih.
3/10/2024, 13.22 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mempersiapkan peluncuran layanan intraday short selling, yang dijadwalkan resmi beroperasi pada kuartal pertama 2025. Langkah ini bertujuan untuk semakin memperdalam pasar keuangan Indonesia, memberikan fleksibilitas lebih bagi investor, serta meningkatkan likuiditas di pasar saham.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menjelaskan, langkah tersebut merupakan bagian dari penerapan POJK VI Tahun 2024 yang mengatur pembiayaan transaksi efek dan mekanisme short selling. Sejak diresmikannya peraturan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 3 April 2024, pasar kini memasuki masa transisi selama enam bulan, yang akan berakhir pada 3 Oktober 2024, sebelum layanan ini benar-benar diterapkan.

“Enam bulan persis itu adalah hari ini, 3 Oktober 2024,” kata Jeffrey dalam Edukasi Wartawan Intraday Short Selling (IDSS) secara virtual, Kamis (3/10).

Jeffrey mengatakan BEI akan memberlakukan dua peraturan baru. Pertama, peraturan nomor 2-H yang mengatur persyaratan dan perdagangan efek dalam transaksi margin serta short selling.

Kedua, peraturan nomor III-I mengenai keanggotaan, termasuk keanggotaan untuk margin atau short selling. Dengan adanya dua peraturan ini, perdagangan dan keanggotaan terkait margin dan short selling dapat segera disesuaikan oleh para anggota bursa.

Jeffrey menyebutkan bahwa saat ini sudah ada 57 anggota bursa yang memiliki lisensi untuk memberikan fasilitas margin kepada investor. Namun, hingga saat ini, belum ada anggota bursa yang mendapatkan izin untuk melakukan short selling.

“Tetapi saat ini sudah ada 23 Anggota Bursa (AB) yang menyatakan berminat untuk bursa short selling,” ujar Jeffrey. 

Dengan diberlakukannya peraturan baru, anggota bursa dapat segera mengajukan permohonan untuk menjadi anggota bursa short selling. Permohonan ini akan diproses dan diperiksa, terutama terkait kesiapan dokumen dan sistem lainnya.

Jeffrey berharap, apabila proses ini berjalan lancar, pada akhir tahun ini sudah ada anggota bursa yang mendapatkan izin sebagai anggota bursa short selling

Dengan demikian, di kuartal pertama tahun 2025, ia juga berharap sudah ada anggota bursa yang dapat memberikan fasilitas short selling, termasuk intraday short selling (IDSS) kepada investor.

Namun, perlu dicatat bahwa penerapan short selling ini akan terus dipantau sesuai dengan perkembangan pasar ke depan.

Short Selling Tingkatkan Likuiditas dan Pembentukan Harga Lebih Wajar

Di samping itu, Jeffrey menyebut apabila melihat pasar modal secara global, penerapan short selling ini merupakan praktik yang diadopsi oleh bursa-bursa di seluruh dunia.

Selain fasilitas margin, bursa di luar negeri juga menyediakan fasilitas short selling. Dengan adanya margin dan short selling, ia berharap akan terjadi kenaikan likuiditas di pasar dan pembentukan harga yang lebih wajar.

Selain itu, Jeffrey menyatakan bahwa hal ini merupakan bagian dari fungsi BEI dalam menyelenggarakan perdagangan yang teratur, wajar, dan efisien.

Dengan adanya short selling, lanjut Jeffrey, BEI berharap dapat menyediakan sarana manajemen keuntungan bagi investor, sehingga dapat memaksimalkan profit, baik dalam kondisi pasar yang bullish maupun bearish.

“Sehingga potensi keuntungan yang bisa diambil oleh investor kita menjadi lebih baik lagi,” pungkasnya. 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila