Indeks bursa Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan hari Kamis (3/10). Ketegangan Timur Tengah hingga membuat investor Wall Street khawatir dan waspada jelang laporan upah bulan September.
Dow Jones Industrial Average turun 184,93 poin atau 0,44%, ditutup di level 42.011,59. Sementara S&P 500 tergelincir 0,17% dan ditutup pada 5.699,94. Nasdaq Composite mengakhiri perdagangan dengan penurunan 0,04% di level 17.918,48, namun masih dibatasi oleh reli lebih dari 3% di saham Nvidia.
Perdagangan Oktober dimulai dengan kurang baik sebab meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, yang membuat investor tak antusias. Setelah terjadi penurunan saham pada Selasa (1/10) akibat serangan rudal Iran ke Israel, kini para investor bersiap menghadapi ketidakpastian lebih lanjut seiring dengan dimulainya operasi darat Israel ke Lebanon.
Minyak mentah berjangka AS melonjak lebih dari 5%, yang membawa kenaikan mingguan menjadi lebih dari 8% akibat kekhawatiran terkait dengan situasi di Timur Tengah. Saham-saham energi juga kompak menguat, dengan sektor S&P 500 naik sekitar 5,9% pada minggu ini. Sektor ini berada di jalur untuk mencapai minggu terbaiknya dalam lebih dari satu tahun.
Namun, sektor energi menjadi salah satu dari sedikit harapan di pasar yang suram pada Kamis. Hampir 80% anggota S&P 500 terpantau anjlok. Saham-saham berkapitalisasi kecil juga tertekan dengan Russell 2000 turun 0,7%.
Dengan pergerakan pada Kamis tersebut, ketiga indeks utama mencatat kerugian untuk minggu ini. Dow dan S&P 500 masing-masing turun 0,7%, sementara Nasdaq diperkirakan akan ditutup 1,1% lebih rendah.
Perubahan ini terjadi setelah tiga kuartal yang solid, di mana Bespoke Investment Group mencatat bahwa 2024 menunjukkan keuntungan terbesar dalam sembilan bulan pertama sejak 1997. Seiring dengan hal itu, Kepala Penelitian dan Strategi Kuantitatif di Horizon Investments, Mike Dickson menyampaikan pasar telah mengalami tahun yang luar biasa sejauh ini.
“Namun, pasti ada beberapa hal yang masih menggantung,” kata Dickson dikutip CNBC, Jumat (4/10).
Di samping itu, berdasarkan data yang dirilis pada Kamis, klaim pengangguran mingguan tercatat sedikit lebih tinggi dari yang diprediksi oleh para ekonom dalam survei Dow Jones. Hal ini memberikan indikasi tentang kondisi pasar tenaga kerja menjelang laporan penggajian bulan September yang dijadwalkan dirilis pada Jumat (4/10) pagi.