Bursa Efek Indonesia (BEI) buka suara terkait rencana Holywings Group untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) tahun depan. Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan pemilik Atlas Beach Club yang luasnya tiga hektare di Bali itu belum melaporkan rencananya kepada otoritas BEI.
“Belum,” kata Iman ketika bertandang ke pressroom Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (17/10).
Bloomberg sebelumnya memberitakan Holywings Group berencana melakukanIPO untuk memperluas bisnis hiburan mereka di kawasan Asia.
Pendiri Holywings Group Ivan Tanjaya mengatakan dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk membuka klub malam baru di Bangkok pada 2025. Klub malam tersebut akan menjadi klub malam raksasa yang mampu menampung sekitar 1.000 orang.
Tanjaya mengklaim bahwa klub baru tersebut akan menjadi salah satu klub malam terbesar di Thailand. Dengan rencana ini, Holywings Group berharap dapat semakin memperkuat posisi mereka di industri hiburan Asia.
Mengutip situs perusahaan, pembangunan klub malam di Bangkok, Thailand akan menjadi ekspansi internasional pertama bagi Holywings, yang saat ini memiliki lebih dari 50 bar dan restoran di Indonesia. Salah satunya adalah Atlas Beach Club di Bali, yang dikenal sebagai klub pantai terbesar di dunia.
Ekspansi Restoran Holywings
Tanjaya juga menyebut Holywings ingin menambah jumlah restorannya menjadi lebih dari 80 restoran pada akhir 2025. Adapun rencana ekspansi restoran antara lain akan dilakukan di Kuala Lumpur, Malaysia; Seoul, Korea Selatan; dan Taipei, Taiwan.
Tanjaya dan rekan sesama pendiri Holywings Group, Eka Setia Wijaya menolak untuk memberikan target nilai untuk IPO di BEI. Namun mereka memperkirakan valuasi perusahaan saat ini sekitar US$ 300 juta (Rp 4,6 triliun). Valuasi Holywings ini meningkat pesat jika dibandingkan dengan modal awal pendirian perusahaan sebesar US$ 150 ribu (sekitar Rp 2,16 miliar) modal awal yang mereka kumpulkan sejak 2014.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), IPO ini juga akan menambah panjang daftar perusahaan yang berencana melantai di bursa saham terbesar di Asia Tenggara menjadi 95 perusahaan. Sepanjang tahun ini, penggalangan dana dari aktivitas IPO di BEI mencapai Rp 5,42 triliun.