Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) berfluktuasi pada perdagangan saham hari Selasa (22/10), dengan S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average tertekan. Hal ini didorong keresahan investor terhadap kenaikan suku bunga serta laporan pendapatan sejumlah perusahaan yang dirilis minggu ini.
S&P 500 turun tipis 0,05% dan ditutup di 5.851,20, menandai penurunan beruntun pertama sejak awal September. Dow Jones juga melemah 6,71 poin atau 0,02%, berakhir di 42.924,89, mencatat kerugian dua hari berturut-turut. Sebaliknya, Nasdaq Composite naik 0,18% ke level 18.573,13.
Sementara itu imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun sempat melewati 4,2% untuk pertama kalinya dalam tiga bulan. Hal itu didorong oleh komentar pejabat Bank Sentral AS atau Federal Reserve yang menyebut bakal hati-hati terkait penurunan suku bunga.
Imbal hasil obligasi telah naik sejak The Fed memangkas suku bunga setengah poin sebulan lalu. Kenaikan ini sebagian didorong oleh pulihnya data ekonomi serta kekhawatiran bahwa The Fed mungkin tidak akan agresif untuk memangkas suku bunga kedepannya.
Berdasarkan CME FedWatch Tool, investor memperkirakan peluang sebesar 91% The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin pada pertemuan berikutnya 7 November 2024.
Kemudian saham-saham kontraktor perumahan, seperti Lennar dan D.R. Horton, turun lebih dari 3% akibat kekhawatiran bahwa suku bunga akan tetap tinggi lebih lama.
Kepala Strategi Global LPL Financial, Quincy Krosby, mengatakan bahwa pasar sudah terlalu tinggi nilainya sehingga menjadi lebih sensitif terhadap berita negatif.
"Saat ini, kekhawatiran muncul karena The Fed belum mengumumkan kemenangan atas inflasi, ditambah dengan kecemasan terkait kondisi pasca pemilu,” ucap Krosby dikutip CNBC, Rabu (23/10).
Investor juga memperhatikan laporan keuangan terbaru yang akan keluar minggu ini, termasuk dari Tesla dan Coca-Cola pada Rabu (23/10), serta Honeywell pada hari Kamis (24/10).
Pada hari Selasa, saham General Motors melonjak hampir 10% setelah melaporkan kinerja kuartal ketiga yang melampaui ekspektasi Wall Street dan menaikkan panduan setahun penuh.
Saham Philip Morris juga naik sekitar 10% setelah meningkatkan proyeksi laba tahunannya. Sebaliknya, saham Verizon turun 5% karena pendapatannya di bawah perkiraan analis, sementara Lockheed Martin merosot 6% setelah melaporkan penjualan kuartalan yang lebih rendah dari ekspektasi.
Hingga saat ini, sekitar seperlima perusahaan di S&P 500 telah melaporkan hasil keuangannya. Pasar juga melonjak di bulan Oktober, dengan S&P 500 mencapai rekor dan kenaikan year-to-date (ytd) melampaui 22%.