Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan dampak Pemilu Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024 yang diselenggarakan pada 5 November 2024 waktu setempat terhadap pasar modal tanah air.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menilai dampak dari pemilu AS terhadap pasar modal domestik akan bergantung pada kebijakan yang diambil selanjutnya. Namun, ia optimistis pemerintah Indonesia akan mengambil langkah antisipasi terhadap segala kemungkinan.
“Pasti ada (dampak), kalau ekonomi besar seperti Amerika kan pasti ada dampaknya ke emerging market, termasuk Indonesia,” kata Jeffrey kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (5/11).
Ia mengatakan dampak yang dirasakan pasar modal Indonesia juga akan bergantung pada fundamental ekonomi dan kekuatan perusahaan-perusahaan dalam negeri. Investor tetap perlu memantau dan mengikuti perkembangan, namun tetap berpegang pada fundamental serta membuat keputusan investasi secara rasional.
Jeffrey berharap Pilpres AS 2024 akan memberikan sentimen positif ke IHSG. Salah satunya tercapainya target Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) BEI dan pertumbuhan dua juta investor.
"Kalau indeksnya kita serahkan sepenuhnya ke pasar,” ucapnya.
Wall Street Anjlok Jelang Pilpres AS
Indeks saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan Senin (4/11). Analis memperkirakan penurunan terjadi karena investor bersiap menghadapi pemilihan presiden AS serta kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada akhir pekan ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 257,59 poin atau 0,61% dan ditutup pada 41.794,60. S&P 500 turun 0,28% ke level 5.712,69, dan Nasdaq Composite tergelincir 0,33% menjadi 18.179,98.
Perdagangan di bursa bergejolak sepanjang hari. Dow sempat turun lebih dari 400 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq berfluktuatif antara keuntungan dan kerugian. Hasil pemilihan pada Selasa berpotensi mempengaruhi arah pasar saham hingga akhir tahun ini. Jajak pendapat terbaru dari NBC News menunjukkan persaingan ketat antara mantan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Kamala Harris.
Ekonom dan Kepala Strategi Pasar New York Life Investments, Lauren Goodwin, mengatakan investor terlihat tengah menimbang perubahan-perubahan kecil terkait calon pemenang pemilu. Menurutnya, hasil pemilu AS sangat sulit untuk diprediksi sehingga tidak ada pihak yang memiliki keunggulan terkait arah ke depan.
“Jadi hal ini membuat pergerakan pasar berfluktuasi,” kata Goodwin, dikutip CNBC, Selasa (5/11).
Goodwin mengatakan pasar mungkin akan tetap bergejolak, tergantung partai mana yang menguasai Kongres. Jika DPR dan Senat AS dikuasai oleh partai yang berbeda, akan sulit untuk meloloskan perubahan undang-undang besar. Namun, apabila Partai Republik atau Demokrat menguasai Gedung Putih dan Kongres, hal ini dapat membuka jalan untuk rencana belanja besar atau perubahan pajak.