Indeks bursa di Wall Street Amerika Serikat (AS) bergerak fluktuatif pada perdagangan hari Jumat (6/12), dengan S&P 500 dan Nasdaq Composite naik ke rekor baru. Kenaikan tersebut setelah data ketenagakerjaan November menunjukkan hasil yang sedikit lebih baik dari perkiraan, namun tidak terlalu tinggi sehingga kemungkinan besar Federal Reserve bakal menurunkan suku bunga akhir bulan ini.

Indeks S&P 500 naik 0,25% dan ditutup pada 6.090,27. Nasdaq yang didominasi saham teknologi terangkat 0,81% ke 19.859,77, ditopang oleh kenaikan saham Tesla, Meta Platforms, dan Amazon.

Kedua indeks ini mencapai level tertinggi sepanjang masa selama sesi perdagangan dan berakhir pada rekor baru.  Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average turun 123,19 poin atau 0,28%, berakhir di 44.642,52.

 S&P 500 dan Nasdaq mencatatkan kenaikan mingguan untuk ketiga kalinya berturut-turut, masing-masing naik 0,96% dan 3,34%. Sedangkan Dow turun 0,6% selama periode yang sama.

 Data tenaga kerja November yang dirilis Jumat (6/12) pagi menunjukkan kenaikan nonfarm payrolls sebanyak 227.000, melebihi estimasi Dow Jones sebesar 214.000. Non-Farm Payroll (NFP) adalah data yang menunjukkan jumlah pekerjaan yang diperoleh di Amerika Serikat pada bulan sebelumnya, tidak termasuk sektor pertanian, rumah tangga, pemerintahan, dan lembaga-lembaga nonprofit.

Angka ini juga jauh lebih tinggi dibandingkan revisi kenaikan bulan Oktober yang hanya 36.000. Sementara tingkat pengangguran naik menjadi 4,2%, sesuai perkiraan.

Setelah rilis data pengangguran, FedWatch dari CME Group mencatat data perdagangan berjangka Fed Funds memproyeksikan peluang sebesar 85% untuk Bank Sentral AS menurunkan suku bunga dalam dua minggu ke depan.

 Manajer portofolio Catalyst Funds, Luke O'Neill, mengataka pasar tenaga kerja tidak terlalu lemah tetapi menunjukkan tanda-tanda pelonggaran. Hal ini meningkatkan keyakinan para investor bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan mendatang. 

 "Pasar tidak menunjukkan lonjakan besar, tetapi kondisi ekonomi cukup solid, dengan pelonggaran di sisi tenaga kerja yang memberikan ruang bagi Fed untuk menurunkan suku bunga," kata O’Neill dikutip CNBC, Senin (9/12).

 Dengan mempertimbangkan kekuatan ekonomi AS yang terus berlanjut, Ketua The Fed, Jerome Powell, sebelumnya menyatakan para pembuat kebijakan tidak perlu terburu-buru untuk menurunkan suku bunga.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila