Erick Thohir Ungkap Rencana MIND ID dan Inalum IPO di Bursa, Begini Progresnya
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendukung aksi korporasi berupa Initial Public Offering (IPO) oleh Holding BUMN Industri Pertambangan PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID dan PT Indonesia Asahan Aluminiun (Inalum). Ia menyebut kedua perusahaan tersebut sudah melakukan konsolidasi.
“Kita lihat juga track-nya bagaimana tingkat kesehatannya itu makin baik, revenue makin baik, profit makin baik," ujar Erick seperti dikutip, Jumat (10/1).
Erick menyampaikan konsolidasi MIND ID telah menjadikan perusahaan tersebut tumbuh menjadi sangat baik. Selanjutnya, Erick mendorong MIND ID untuk menjadi perusahaan kelas dunia.
Menurutnya, MIND ID pantas mendapat julukan perusahaan kelas dunia lantaran sudah bermitra dengan perusahaan tambang besar seperti Vale dan Freeport. Erick juga mengatakan rencana IPO ini akan diserahkan sepenuhnya kepada manajemen MIND ID terkait dengan kesiapannya.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmojo atau yang akrab disapa Tiko mengatakan bahwa MIND ID dan anak perusahaannya PT Inalum Operating akan melaksanakan IPO. Menurut Tiko, rencana IPO Inalum baru akan kita kaji setelah selesai dengan partnership. Ia mengungkapkan aksi korporasi Inalum berupa IPO ditargetkan dilaksanakan pada tahun 2026 atau 2027.
“Nanti kita kaji juga untuk IPO di MIND ID," ujar Tiko.
Rencana IPO Inalum
Sementara itu Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan kajian. Menurut Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Inalum bakal melantai di BEI pada tahun 2026 atau 2027 mendatang.
Terkait rencana perusahaan untuk melantai di bursa pada tahun depan, Dilo menegaskan bahwa pihaknya masih perlu memperbaiki equity story Inalum agar lebih menarik bagi investor.
"Unlocking value Inalum itu salah satu opsi yang memang sekarang kami kaji, kalau secara RJPP-nya mungkin di 2026-2027," kata Dilo kepada wartawan di Jakarta, Kamis (9/1).
Di samping itu, lanjut Dilo, smelter Inalum di Kuala Tanjung, Sumatera Utara yang memiliki kapasitas 250.000 ton per tahun dinilai kurang menarik bagi investor apabila perusahaan melakukan IPO dalam waktu dekat. Maka dari itu, Dilo menegaskan bahwa Inalum perlu meningkatkan equity story pada 2025 sebelum IPO.
Dilo juga menambahkan bahwa Inalum telah bekerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) untuk mendirikan anak usaha, PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), yang akan mengoperasikan smelter bauksit di Mempawah, Kalimantan Barat. Sebelum melanjutkan rencana IPO, Dilo menegaskan Inalum perlu memastikan kejelasan kapasitas produksi dari semua lini bisnisnya, termasuk smelter.