Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergejolak hingga sempat anjlok 2,3% ke level ke 7.769 pada pukul 11.30 WIB perdagangan hari ini, Jumat (29/8). Menjelang penutupan perdagangan, IHSG masih merah turun 1,32% ke Rp 7.847 pukul 15.15 WIB.
Volume yang diperdagangkan tercatat 45,21 miliar dengan nilai transaksi Rp 18,27 triliun, dan kapitalisasi pasarnya tercatat Rp 14,25 triliun. Mayoritas saham tercatat juga melemah, yakni 630 saham turun, 114 saham menguat, dan 58 saham lainnya stagnan.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik menegaskan pihaknya tidak terlalu khawatir terkait pergerakan IHSG hari ini meski sempat anjlok. Ia menyebut fluktuasi indeks merupakan hal wajar, terutama mengingat IHSG sempat mencapai level tertingginya baru-baru ini.
"Tetapi, sama seperti pesan-pesan kami yang selalu kita ulangi itu, investor dalam mengambil keputusan secara rasional. Itu saja kalau terkait indeks," ujar Jeffrey kepada wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (29/8).
Jeffrey menyebut, fundamental pasar modal Indonesia masih kuat. Misalnya, ia mencontohkan kondisi pasar dua bulan lalu kala IHSG di level 7.700 dianggap tinggi, sekarang giliran anjlok level 7.700 justru dinilai negatif.
Ia mengatakan pertumbuhan pasar masih positif, terlihat dari sisi supply, demand, dan jumlah investor terus meningkat. Hingga saat ini, kata Jeffrey, jumlah investor bertambah sekitar 3 juta sejak awal tahun.
“Fluktuasi, dinamika di pasar itu sesuatu yang sangat wajar,” kata Jeffrey.
Pengamat Pasar Modal sekaligus Founder Republik Investor, Hendra Wardana, menyatakan penurunan IHSG mencerminkan meningkatnya kekhawatiran investor. Tekanan pasar kali ini lebih dipicu oleh kondisi domestik dibanding faktor global.
Aksi massa yang terjadi di Jakarta dan beberapa daerah menjadi sentimen negatif karena menimbulkan ketidakpastian politik, sementara pasar modal sangat sensitif terhadap isu stabilitas.
“Begitu muncul potensi risiko keamanan, investor asing maupun domestik cenderung menahan diri, bahkan melepas portofolio untuk mengamankan posisi likuid,” kata Hendra dalam keterangannya, Jumat (29/8).
Aksi Demo Hari ini
Massa yang sebagian besar terdiri dari pengemudi ojek online mendatangi Mako Brimob Kwitang, Jakarta Pusat pada Jumat siang (29/8). Aksi ini merupkan respons atas tewasnya Affan Kurniawan (21), seorang pengemudi ojek online yang tertabrak dan dilindas oleh kendaraan taktis Brimob, saat kerusuhan usai demonstrasi buruh pada Kamis (28/8) malam.
Berdasarkan pantauan Katadata.co.id di Mako Brimob Kwitang, hingga pukul 14.10 WIB, ratusan massa telah memadati lokasi. Secara garis besar, massa aksi meminta keadilan buntut tewasnya korban. Mako Brimob Kwitang sedari pagi telah dijaga TNI.
Massa aksi meneriakkan kecaman pada Polisi, selain membawa poster dengan isi meminta keadilan, mereka juga membawa petasan yang dibakar di lokasi. Sebelumnya, berdasarkan sejumlah video yang beredar, saat kejadian, korban yang mengenakan jaket salah satu transportasi online berwarna hijau terlihat terjatuh, saat sekelilingnya tengah berlarian.
Dalam kondisi itu, terlihat kendaraan rantis Brimob menabrak korban, sehingga ia terjatuh. Kendaraan rantis itu sempat berhenti sejenak. Massa aksi di sekitar lokasi yang melihat kejadian itu sontak berteriak.
Sebagian coba menolong korban, beberapa lainnya mencoba memukul kendaraan taktis tersebut. Namun, kendaraan taktis tersebut malah kembali melaju, melindas korban yang masih belum terbangun setelah sebelumnya ditabrak. Atas peristiwa tewasnya korban, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta maaf.