Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) naik pada perdagangan saham Senin (29/9), seiring meredanya tekanan terhadap saham berbasis AI yang sempat menekan pasar pekan lalu.
S&P 500 naik 0,26% ke level 6.661,21 dan Nasdaq Composite menguat 0,48% menjadi 22.591,15. Lalu Dow Jones Industrial Average terangkat 68,78 poin atau 0,15% ke posisi 46.316,07.
Saham Nvidia memimpin kenaikan di sektor cip AI dengan tumbuh sekitar 2%, setelah muncul keraguan pasar terkait prospek kerja sama infrastruktur dengan OpenAI. Sentimen positif juga mendorong saham Advanced Micro Devices atau AMD dan Micron Technology, yang masing-masing naik lebih dari 1% dan 4%.
Di luar sektor teknologi, lonjakan terbesar terjadi pada saham Electronic Arts yang melesat 4,5% usai mengumumkan rencana akuisisi privat US$ 55 miliar. Menurut data Goldman Sachs, nilai merger dan akuisisi (M&A) di AS tahun ini sudah menembus US$ 1 triliun, meningkat 29% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Melemahnya euforia seputar pengembangan AI pekan lalu juga menekan bursa saham Amerika Serikat. S&P 500 mencatat kinerja mingguan terburuk sejak 1 Agustus, Nasdaq juga membukukan pekan terlemah sejak awal Agustus, sementara Dow Jones membukukan kerugian pertama dalam tiga minggu terakhir.
Meski begitu, analis menilai prospek AI masih menjadi penopang pasar. Kepala Strategi Ekuitas AS Barclays Venu Krishna mengatakan belanja modal di industri AI tetap kuat dan memberi dorongan ke pasar.
“Cerita pengeluaran modal AI tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Industri lain pun ikut diuntungkan dari gelombang besar belanja infrastruktur AI,” ujar Krishna dikutip CNBC Internasional, Selasa (30/9).
Menurut Krishna, dominasi sektor teknologi membuat S&P 500 lebih siap dibandingkan indeks global lainnya dalam memanfaatkan tren ini, meski konsentrasi pada sektor tertentu perlu diwaspadai.
Di sisi lain, investor juga mengantisipasi risiko penutupan pemerintah federal seiring mendekatnya tenggat pendanaan pekan ini. Departemen Tenaga Kerja menegaskan tidak akan merilis data ekonomi, termasuk laporan ketenagakerjaan September yang dijadwalkan terbit Jumat.
Trump juga kembali menegaskan terkait ancaman penutupan pemerintah federal, dengan menyatakan kemungkinan adanya pemangkasan besar-besaran pegawai. “Kami akan memotong banyak orang yang dapat kami potong secara permanen,” ujar dia, seraya menambahkan bahwa hal itu lebih baik dihindari.
Secara historis, penutupan pemerintah tidak banyak berdampak pada pasar saham. Namun, kali ini sentimen pasar berpotensi terganggu karena terlambatnya publikasi data ekonomi penting dapat mengaburkan arah kebijakan suku bunga Federal Reserve. Salah satunya yakni laporan ketenagakerjaan September yang seharusnya dirilis pada Jumat.
Kendati ada risiko tersebut, pasar saham AS masih mencatat kinerja positif sepanjang September. S&P 500 menguat lebih dari 3%, Dow Jones hampir 2%, sementara Nasdaq yang didominasi saham teknologi mencatatkan kenaikan tertinggi, lebih dari 5%.