Wall Street Bangkit Ditopang Data Inflasi AS yang Melandai

ANTARA
Bursa Wall Street. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 65,88 poin atau 0,14% ke level 47.951,85. Indeks S&P 500 naik 53,33 poin atau 0,79% ke posisi 6.774,76, sedangkan Nasdaq Composite terangkat 313,04 poin atau 1,38% ke level 23.006,36.
Penulis: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti
19/12/2025, 06.15 WIB

Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat ditutup naik pada perdagangan Kamis (18/12). Kenaikan indeks ditopang laporan inflasi Amerika yang lebih rendah rendah hingga poyeksi kinerja yang kuat dari produsen chip Micron sehingga mendorong lompatan saham-saham di sektor teknologi.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 65,88 poin atau 0,14% ke level 47.951,85. Indeks S&P 500 naik 53,33 poin atau 0,79% ke posisi 6.774,76, sedangkan Nasdaq Composite terangkat 313,04 poin atau 1,38% ke level 23.006,36.

Enam dari sebelas sektor dalam indeks S&P 500 mencatatkan kenaikan, dengan sektor barang konsumsi non-esensial memimpin penguatan setelah naik 1,78%.

Laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat menunjukkan, inflasi tahunan hingga November lebih rendah dari perkiraan. Namun, Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS tidak merilis data CPI bulanan lantaran penutupan pemerintah selama 43 hari sebelumnya menghambat pengumpulan data pada Oktober.

“Laporan CPI yang konstruktif ini mulai mengurangi tekanan bagi pembuat kebijakan, sehingga mereka berpotensi lebih nyaman memangkas suku bunga tahun depan,” ujar Kepala Riset Pasar Modal US Bank Asset Management Group Bill Merz dikutip dari Reuters, Jumat (19/11).

Meski begitu, ia menekankan perlunya data lanjutan bulan depan untuk memastikan dampak penutupan pemerintah tidak menimbulkan volatilitas berlebih.

Ketiga indeks utama Wall Street mampu bangkit dari level terendah dalam tiga pekan terakhir. Indeks Russell 2000, yang mencerminkan pergerakan saham berkapitalisasi kecil dan sensitif terhadap suku bunga juga naik 0,8%.

Dari sisi data tenaga kerja, laporan klaim pengangguran mingguan menunjukkan jumlah permohonan baru menurun pada pekan lalu, berbalik dari lonjakan pada pekan sebelumnya. 

Sebelumnya, laporan ketenagakerjaan AS menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja AS pulih pada November, meski tingkat pengangguran naik ke 4,6%.

Berdasarkan FedWatch Tool CME, pelaku pasar kini melihat peluang sebesar 58% bagi The Federal Reserve untuk mengambil langkah kebijakan yang lebih longgar pada Maret mendatang.

Harga saham Starbucks melonjak 3,5% setelah muncul laporan bahwa investor aktivis Elliott Management telah mengakuisisi senilai lebih dari US$1 miliar di perusahaan tersebut. Saham produsen pakaian olahraga Lululemon juga menguat 4,9%.

Saham-saham teknologi turut mencatatkan kinerja positif. Micron Technology melesat 10,2% setelah perusahaan memperkirakan laba kuartalan hampir dua kali lipat dari estimasi analis. Sejalan dengan itu, indeks Philadelphia Semiconductor menguat 2,6%.

Saham Oracle naik 0,9%, pulih dari pelemahan pada Rabu (17/12) setelah rencana pendanaan pusat data Stargate sebelumnya memicu aksi jual.

Sementara itu, saham Trump Media & Technology Group melonjak 41% setelah perusahaan mengumumkan kesepakatan merger saham senilai lebih dari US$6 miliar dengan perusahaan energi fusi, TAE Technologies.

Secara keseluruhan, jumlah saham yang naik lebih banyak dibandingkan yang turun dengan rasio 1,9:1 di Bursa New York (NYSE). Sebanyak 216 saham mencetak harga tertinggi baru dan 105 saham menyentuh level terendah baru. 

Di Nasdaq, sebanyak 2.892 saham menguat dan 1.773 saham melemah, dengan rasio kenaikan 1,63:1.

Indeks S&P 500 mencatatkan 15 rekor tertinggi baru dalam 52 minggu tanpa mencetak rekor terendah baru. Sementara itu, Nasdaq Composite mencatatkan 112 rekor tertinggi baru dan 178 rekor terendah baru.

Volume perdagangan di bursa saham AS mencapai 16,89 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 20 hari perdagangan terakhir yang berada di level 16,96 miliar saham.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Karunia Putri