Asing Net Sell Rp 17 T Selama 2025, Ini Daftar Saham Penopang dan Pemberat IHSG

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Dirut Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman (kedua kiri) bersama Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi (kiri) mengikuti acara penutupan perdagangan BEI tahun 2025 di Jakarta, Selasa (30/12/2025). Selama perdagangan tahun 2025 pasar modal Indonesia mencatat sejumlah tonggak sejarah baru diantaranya IHSG mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high) pada 8 Desember 2025 di level 8.7
Penulis: Ira Guslina Sufa
31/12/2025, 05.55 WIB

Investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) Rp 17,34 triliun di pasar saham Indonesia sepanjang 2025. Tekanan jual asing ini terjadi di tengah kinerja IHSG yang tetap menguat 22,13% secara year to date (YTD) hingga perdagangan terakhir  dan ditutup di level 8.646 pada Selasa (30/12). 

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan selama tahun 2025, pasar modal Indonesia bergerak dinamis dan menunjukkan tren positif seiring dengan perkembangan kondisi global maupun domestik. Capaian positif tercermin dari meningkatnya minat dan partisipasi masyarakat dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia. 

“Tahun 2025 menjadi tahun pembuktian ketahanan dan kesiapan pasar modal Indonesia, meskipun di tengah tekanan domestik dan global yang tinggi, pasar mampu menjaga stabilitas, bangkit kembali, dan menorehkan capaian kinerja yang solid,” ujar Iman dalam penutupan perdagangan pasar modal. 

Total investor pasar modal yang terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa dana meningkat 36,67% dari tahun 2024 menjadi 20,3 juta investor. Khusus untuk investor saham dan surat berharga lainnya, terdapat peningkatan lebih dari 2,2 juta investor menjadi 8,59 juta investor saham. 

Dari sisi partisipasi investor, rata-rata investor yang aktif bertransaksi per 29 Desember 2025 mencapai lebih dari 901 ribu per bulan. Selain itu, jika dilihat dari tipe investor, porsi transaksi investor ritel masih mendominasi sebesar 49,9%. 

Kemudian, sepanjang tahun 2025 data perdagangan mulai mengalami kenaikan dibandingkan akhir tahun lalu dengan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) berada pada posisi Rp18,06 triliun. Data tersebut diikuti dengan volume transaksi harian sebesar 30,27 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,78 juta kali transaksi. 

Aktivitas perdagangan di sepanjang tahun 2025 juga mencatatkan beberapa rekor baru yang mencapai 24 kali all-time high, diikuti dengan rekor kapitalisasi pasar tertinggi yang mencapai Rp16 ribu triliun.

Merujuk data BEI pada perdagangan terakhir di 2025 menunjukkan nilai net sell asing setara US$ 1,03 miliar atau Rp 17,34 triliun sepanjang tahun. Pada perdagangan terakhir 2025 saja, asing masih mencatatkan net sell Rp 938,13 miliar, menandakan arus keluar modal asing belum sepenuhnya mereda menjelang tutup tahun

Meski asing agresif menjual, likuiditas pasar tetap terjaga. Rata-rata nilai transaksi harian sepanjang 2025 mencapai Rp 18,06 triliun, dengan volume rata-rata 30,29 miliar saham per hari. Pada perdagangan terakhir tahun ini, total transaksi saham menyentuh Rp 20,56 triliun dengan volume 37,23 miliar saham, mencerminkan tingginya partisipasi investor domestik

Saham Penopang dan Pemberat IHSG Sepanjang 2025

Kenaikan IHSG sepanjang 2025 banyak ditopang oleh saham-saham tertentu yang mencatatkan kontribusi positif signifikan secara YTD. Berdasarkan data kontribusi indeks saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menjadi penopang terbesar dengan kenaikan harga 172,97% YTD, berkontribusi sekitar +246,67 poin ke IHSG.

Selanjutnya saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) melonjak 375,06% YTD, menyumbang +200,49 poin. Di urutan ketiga ada saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) naik 255,43% YTD dengan kontribusi +147,10 poin, diikuti saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT MD Entertainment Tbk (FILM)..

Kinerja saham-saham tersebut turut mengangkat sektor energi, teknologi, dan industrial, yang masing-masing mencatatkan kenaikan indeks sektoral lebih dari 60% hingga 100% sepanjang 2025. Di sisi lain, sejumlah saham berkapitalisasi besar justru menjadi pemberat IHSG sepanjang 2025, terutama dari sektor perbankan dan emiten defensif. 

Data menunjukkan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBC) turun 16,54% YTD dan menekan IHSG sekitar -97,39 poin. Kemudian ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melemah 10,29% YTD dengan kontribusi negatif -64,90 poin. Juga ada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 10,53% YTD, membebani indeks sekitar -57,21 poin.

Kuatnya IHSG di tengah derasnya jual asing menegaskan pergeseran struktur pasar. Investor domestik baik ritel maupun institusi menjadi penopang utama reli pasar saham Indonesia sepanjang 2025. Hal ini tercermin dari dominasi transaksi domestik dan tingginya aktivitas saham-saham berkapitalisasi menengah hingga kecil yang ramai diperdagangkan.

Daftar Saham Penopang IHSG Sepanjang 2025

Saham-saham berikut mencatatkan kenaikan harga signifikan dan memberi kontribusi positif besar terhadap IHSG sepanjang tahun berjalan:

  • PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), +172,97% ytd, Kontribusi IHSG +246,67 poin
  • PT DCI Indonesia Tbk (DCII), +375,06% ytd, kontribusi IHSG +200,49 poin
  • PT Barito Pacific Tbk (BRPT), +255,43% ytd, kontribusi IHSG +147,10 poin
  • PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), +217,92% ytd, kontribusi IHSG +88,86 poin
  • PT MD Entertainment Tbk (FILM), +297,74% ytd, kontribusi IHSG +86,82 poin
  • PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), +28,41% ytd, kontribusi IHSG +85,18 poin
  • PT Astra International Tbk (ASII), +36,73% ytd, kontribusi IHSG +77,99 poin
  • PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA), +246,83% ytd, kontribusi IHSG +68,14 poin
  • PT Bumi Resources Tbk (BUMI), +210,17% ytd, kontribusi IHSG +62,08 poin
  • PT Petrosea Tbk (PTRO), +296,20% ytd, kontribusi IHSG +50,55 poin

Daftar Saham Pemberat IHSG Sepanjang 2025 

Sebaliknya, saham-saham berikut menjadi penekan utama IHSG akibat pelemahan harga sepanjang tahun:

  • PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), -16,54% ytd, kontribusi IHSG -97,39 poin
  • PT Bayan Resources Tbk (BYAN), -22,47% ytd, kontribusi IHSG -76,81 poin
  • PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), -24,19% ytd, kontribusi IHSG -65,89 poin
  • PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), -10,29% ytd, kontribusi IHSG -64,90 poin
  • PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), -10,53% ytd, kontribusi IHSG -57,21 poin
  • PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), -30,70% ytd, kontribusi IHSG -38,24 poin
  • PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), -27,91% ytd, kontribusi IHSG -17,36 poin
  • PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), -25,51% ytd, kontribusi IHSG -16,10 poin
  • PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI), -20,97% ytd, kontribusi IHSG -14,41 poin
  • PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), -8,57% ytd, kontribusi IHSG -13,63 poin

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.