PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) memperkirakan, pertumbuhan penyaluran kredit sepanjang 2019 tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Keduanya memprediksi, kredit hanya tumbuh 9-10% pada tahun lalu.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja memperkirakan, pertumbuhan kredit yang disalurkan oleh perusahaannya mencapai 9% secara tahunan (year on year/yoy) pada tahun lalu. Padahal, kredit bisa tumbuh hingga 15,1% pada 2018.
“Tidak buruk jika dibandingkan (rerata) industri. Saya kira lebih rendah dari itu,” kata Jahja di Mahkamah Agung, Jakarta, Senin (13/1).
Meski begitu, Jahja memperkirakan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh BCA mampu tumbuh 10% yoy pada 2019. Angka proyeksi itu lebih besar dibandingkan 2018, yang hanya tumbuh 8,4% dari 2017.
(Baca: Permintaan Korporasi Masih Lemah, Bank Andalkan Kredit UMKM pada 2020)
BCA memasang target konservatif untuk pertumbuhan kredit tahun ini. Bank swasta itu hanya menargetkan penyaluran kredit tumbuh 7,7% hingga 8% pada 2020.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar memperkirakan, realisasi penyaluran kredit pada 2019 sesuai target. Bank pelat merah itu menargetkan kredit pada tahun lalu mampu tumbuh 10% yoy.
Royke mengakui, pertumbuhan kredit 2019 memang tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. "Persisnya belum dapat. Kami sih targetnya (tumbuh) 10%, tidak sampai seperti yang dulu-dulu," katanya.
Pada 2017, Bank Mandiri menyalurkan kredit Rp 729,5 triliun. Nilainya meningkat menjadi Rp 820,1 triliun pada 2018. Itu artinya, kredit Bank Mandiri sepanjang 2018 mampu tumbuh hingga 12,4%.
(Baca: Mandiri Siapkan Rp 1 Triliun untuk Investasi Startup Tahun Depan)
Bank Mandiri pun menargetkan penyaluran kredit pada 2020 bisa tumbuh sekitar 9%- 10%. Royke mengakui, secara persentase, target pertumbuhan kredit Bank Mandiri relatif stabil. Namun, dari segi nilai, penyaluran kredit diprediksi nyaris Rp 900 triliun.
Target konservatif tersebut diutarakan oleh Royke dengan pertimbangan masih adanya risiko ekonomi. Namun, ia optimistis pemerintah akan mengeluarkan kebijakan yang baik, seperti Omnibus Law.
Dengan adanya Omnibus Law, Royke percaya akan berdampak positif kepada korporasi yang merupakan sektor utama penyaluran kredit Bank Mandiri. "Nanti kan ada omnibus law, dampaknya ke korporasi. Karena bank kami spesialis korporasi," katanya.
(Baca: Alasan BCA Targetkan Kredit Tumbuh Konservatif Sekitar 8% di Awal 2020)