Asosiasi Asuransi Umum Indonesia atau AAUI memperkirakan klaim asuransi kendaraan bermotor dan properti berpotensi meningkat pada awal 2020 akibat banjir yang melanda sebagian wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi atau Jabodetabek.
"Klaim atas kerugian banjir pasti meningkat, tapi kami belum dapat memperkirakan karena masih menunggu informasi dari perusahaan-perusahaan penerbit polis," ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia atau AAUI Dody Achmad kepada Katadata.co.id, Jumat (3/1).
(Baca: Apindo Sebut Sejumlah Sektor Usaha Lumpuh Akibat Banjir Jabodetabek)
Meski ada peningkatan klaim akibat banjir, ia meyakini perusahaan-perusahaan asuransi telah melakukan manajemen risiko dengan baik. Ini dilakukan dengan mereasuransikan produk-produk asuransi yang terkait dengan risiko katastropik.
"Jika penempatan reasuransi yang dilakukan tepat, insyaallah tidak akan terlalu besar berdampak ke underwriting," jelas dia.
Peristiwa banjir dinilai Dodi memberikan pelajaran penting bagi masyarakat tentang pentingnya asuransi. "Ini menjadi literasi bagi masyarakat, perlu ada back up asuransi untuk mengatasi kerugian keuangan yang datang tak terduga," ungkap dia.
(Baca: Korban Banjir Jabodetabek Bertambah, 30 Orang Meninggal)
Ia pun mengingatkan, tak seluruh kerugian akibat kendaraan bermotor dan properti yang diasuransikan ditanggung oleh penerbit polis. Hanya kendaraan atau properti yang menggunakan produk asuransi dengan perluasan banjir yang akan ditanggung .
Curah hujan yang tinggi sejak malam Tahun Baru, Selasa (31/12) menimbulkan banjir di sebagian besar wilayah. Hingga pagi ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mencatat terdapat 43 orang meninggal dunia akibat bencana tersebut.