Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mencatat laba bersih perbankan pada kuartal III 2019 mencapai Rp 117,59 triliun, naik 6,6% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 110,26 triliun. Pendapatan nonbunga menjadi penopang utama kenaikan laba perbankan.
Berdasarkan data statistik perbankan OJK, pendapatan bunga bank naik 13,3% mencapai Rp 619,6 triliun, sedangkan beban bunga naik 23,7% menjadi Rp 331 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih perbankan hanya tumbuh 3,4% menjadi Rp 288,7 triliun.
Sementara itu, pendapatan nonbunga menanjak 37,7% menjadi Rp 284,55 triliun. Pendapatan tersebut didominasi oleh transaksi spot dan derivatif yang melonjak dari Rp 109 triliun pada kuartal III 2019 menjadi Rp 157 triliun.
Perbankan mencatat penyaluran kredit hingga September 2019 mencapai Rp 5.524 triliun, tumbuh 7,9%. Pertumbuhan ini melambat dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai dua digit.
(Baca: Sri Mulyani Baru Dengar PT PANN, BUMN Penerima Suntikan Rp 3,76 T)
Di sisi lain, dana pihak ketiga atau DPK naik 7,5% menjadi Rp 5.891,92 triliun. Rasio likuiditas atau LDR masih sama seperti posisi September tahun dikisaran 94% dan rasio modal terjaga sebesar 23,28%.
Berdasarkan kelompok bank, kenaikan laba secara persentase terjadi pada kelompok bank asing mencapai 53% menjadi Rp 8,84 triliun. Kemudian kelompok bank swasta devisa naik 9,6% menjadi Rp 40,5 triliun dan bank swasta nondevisa dari Rp 1,31 triliun menjadi Rp 1,51 triliun.
Laba bank BUMN hanya naik 4,5% menjadi Rp 56,1 triliun. Sedangkan laba kelompok bank pembangunan daerah turun Rp 1 triliun menjadi Rp 9,07 triliun dan bank campuran dari Rp 2,44 triliun menjadi Rp 1,61 triliun.
(Baca: BNI Targetkan Laba Tahun Depan Capai Rp 18 Triliun)
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI Achmad Baiquni sebelumnya memproyeksi laba bersih hingga akhir tahun ini hanya tumbuh 4,7% dari tahun lalu Rp 15,02 triliun menjadi sekitar Rp 15,7 triliun. Namun, perseroan mematok target pertumbuhan laba tahun depan sebesar 15%-17%.
"Dengan basis yang masih rendah maka target laba akan lebih tinggi secara persentase tahun depan, tapi lebih utama karena ekspansi kredit," ujar Baiqun beberapa waktu lalu.
BNI pada tahun depan memproyeksi penyaluran kredit tumbuh 11-13%. Kualitas kredit yang tergambar dari rasio kredit bermasalah atau NPL juga akan dijaga antara 1,8% higgga 2%.
(Baca: Langkah Pelan Penurunan Suku Bunga Kredit Bank)
Hingga kuartal III 2019, kredit BNI tumbuh 14,7% menjadi Rp 558,7 triliun dengan rasio NPL gross sebesar 1,8%. Tren penyaluran kredit BNI bisa dilihat pada databoks di bawah ini.
Berbeda dengan BNI, PT Bank Central Asia Tbk atau BCA memasang target pertumbuhan kredit pada tahun depan hanya sebesar 8%.
"Pada 2020, jujur untuk strategi kami, rencana kerja yang akan kami sajikan ke OJK itu relatif konservatif," ujar Direktur Utama BCA Jahja Setiatmadja.
Pada kuartal III 2019, BCA membukukan pertumbuhan laba bersih lebih baik dari BNI mencapai 13% dan mengantongi Rp 20,9 triliun. Adapun kredit tumbuh 10,9%.