Ramai Bank Asing Masuk ke Indonesia, Bos BCA: Tidak Ada yang Kinclong

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi layanan anjungan tunai mandiri (ATM) bank nasional. Bank asing semakin meramaikan industri perbankan nasional, Dirut BCA Jahja Setiaatmadja mengklaim kinerja bank asing masih di bawah bank nasional.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
31/10/2019, 16.01 WIB

Perbankan Jepang Meramaikan Industri Perbankan Tanah Air

Seperti diketahui, beberapa bank asing, khususnya bank yang berasal dari Asia, melakukan ekspansi ke pasar Indonesia dengan mencaplok saham bank nasional.

(Baca: Bank China Construction Jual Saham Baru 65%, Sinar Mas Siap Beli)

Pada 1 Februari 2019, Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk resmi beroperasi sebagai bank baru hasil penggabungan (merger)  dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI).

Merger tersebut dilakukan setelah BTPN dicaplok oleh bank asal Jepang yaitu Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC). Usai menyelesaikan transaksi pembelian saham milik publik (tender offer), saat ini SMBC memiliki 96,89% saham BTPN.

Lalu, kembali bank asal Jepang yakni Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) mengakuisisi dua bank sekaligus yaitu Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP). MUFG pun menggabungkan kedua bank tersebut pada 1 Mei 2019, dengan kepemilikan saham di perusahaan baru sebanyak 94,1%.

Selain itu, kabar yang santer beredar tahun ini, Bank Permata Tbk (BNLI) diminati oleh beberapa bank asing, setelah pemegang sahamnya saat ini yaitu Standard Chartered Bank berniat melepas kepemilikan sebesar 44,56% di bank tersebut.

Bank asing yang berminat untuk mencaplok bank Permata yaitu DBS Group Holding asal Singapura, Oversea-Chinese Banking Corp. (OCBC) asal Singapura, dan Sumitomo Mitsui Financial Group (SMBC) juga dikabarkan tertarik mengakuisisi.

(Baca: Cemas Gagal Bayar Utang Korporasi, Investor Asing Jual Saham Bank BUMN)

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin