Rini Tunjuk Suprajarto Jadi Dirut BTN, Maryono: Pilihan Sangat Tepat

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Dirut PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Maryono (tengah) dan Komisaris Utama Asmawi Syam (kanan) bersiap membuka Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Kamis (29/8/2019). Rapat tersebut membahas tiga agenda yaitu evaluasi kinerja semester I 2019, akuisisi Perusahaan Modal Ventura dan perubahan susunan pengurus bank dengan menyetujui pengangkatan Suprajarto sebagai dirut BTN dan memberhentikan Maryono dari posisi dirut.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
29/8/2019, 19.41 WIB

Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mencopot Maryono dari jabatan direktur utama (dirut). Sebagai gantinya, rapat mengangkat Suprajarto, yang semula menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Maryono menilai, penerusnya tersebut sangat tepat menakhodai BTN.

"Ini pilihan yang sangat tepat karena Suprajarto orang BRI asli," kata Maryono dengan mata berkaca-kaca, usai RUPSLB BTN, Jakarta, Kamis (29/8).

Alasannya, selama ini BRI merupakan bank BUMN yang memiliki pengalaman dalam pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR), di mana notabene melayani masyarakat kecil atau pembiayaan mikro. Sedangkan BTN juga melayani segmentasi masyarakat yang berpenghasilan rendah. "Saya kira hampir sama," kata Maryono.

Sebaliknya, dia belum tahu akan berlabuh ke mana setelah tak lagi menjabat Dirut BTN. "Saya ini prajurit, di mana saja saya selalu ikut, dan saya tidak pernah memilih dan tidak pernah meminta," katanya.

(Baca: Alasan Kementerian BUMN Angkat Suprajarto Jadi Dirut BTN )

Maryono menyampaikan kesan selama menjabat sebagai Direktur Utama BTN sejak 2012 lalu, di mana menurutnya BTN sudah dibuatkan pondasi-pondasi sehingga menjadi lebih baik. Seperti, sudah menumbuhkan aset BTN lebih dari dua kali lipat.

Selain itu, Maryono menilai, selama dirinya menjabat, kualitas dari proses bisnis BTN maupun kesejahteraan karyawan sudah ditingkatkan. "Perbaikan-perbaikan, di mana tinggal nanti yang meneruskan bisa menjadikan lebih baik lagi," kata Maryono.

Sedangkan Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo menyatakan, salah satu tujuan digantinya Direktur Utama BTN adalah menekan backlog perumahan di Indonesia. "Memang BTN ke depan sangat krusial di mana backlog sudah besar," katanya.

Gatot menambahkan, Kementerian BUMN berharap dalam beberapa tahun ke depan kinerja BTN bisa tumbuh dua hingga tiga kali lipat. "Sebagaimana kita tahu, sekarang mortgage bank cuma BTN, jadi yang kami utamakan BTN."

Jadi, penunjukan Suprajarto sebagai nakhoda baru BTN semata-mata untuk mengakselerasi kinerja perusahaan ke depan. Kementerian BUMN melihat dari kinerja Suprajarto sejak di BNI dan BRI, sehingga Kementerian BUMN menilai Suprajarto bisa menangani BTN menjadi lebih baik ke depan.

(Baca: Menteri Rini Angkat Dirut BRI Suprajarto Jadi Dirut BTN)

Reporter: Ihya Ulum Aldin