PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) berharap mampu mengelola 95% dana Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) sesuai dengan pangsa pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi yang mereka miliki. Per Maret 2019, pangsa pasar KPR Subsidi BTN mencapai 92,96%.
Hanya, berdasarkan rencana saat ini, BTN hanya mengelola dana Tapera sekitar 60%. "Harapannya proporsional sesuai pencapaian target perumahan BTN. Kalau 95% market share kami, dananya 95% di BTN," kata Direktur Consumer Banking BTN Budi Satria ketika ditemui usai menggelar buka puasa bersama awak media di Menara Bank BTN, Jakarta, Minggu (26/5).
Budi menjelaskan, dana Tapera akan menambah kapasitas kemampuan bank dalam menyalurkan kredit perumahan. Sehingga, seharusnya pengelolaan dana Tapera dibagi secara proporsional sesuai dengan kemampuan menyalurkan KPR. "(Dana kelolaan saat ini) sebesar 60% kan karena kami yang menyalurkan (KPR subsidi) paling banyak," kata Budi.
Per April 2019, Badan Pengelola Tapera (BP Tapera) mengelola dana senilai Rp10,4 triliun untuk pemupukan, pemanfaatan, dan dana cadangan bagi peserta yang pensiun. Dana tersebut berasal dari institusi sebelum berubah menjadi BP Tapera, yaitu Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (Taperum-PNS).
(Baca: Gelar RUPS, BTN Bagi Dividen Rp 561 Miliar dan Rombak Direksi)
Budi mengatakan, potensi dana kelolaan oleh BP Tapera bakal lebih besar dari nilai yang sudah ada sekarang kalau program sudah berjalan penuh. Hal itu karena nantinya, dana kelolaan tidak hanya bersumber dari PNS saja melainkan banyak institusi lagi yang ikut dalam pembiayaan tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Komisioner BP Tapera Bidang Pemanfaatan Ariev Baginda Siregar mengatakan, target peserta Tapera mencakup pekerja asing, pekerja swasta, pekerja mandiri, pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
“Ke depannya dana tersebut akan terus meningkat. Kami memproyeksikan potensi peserta Tapera akan mencapai 139 juta orang pada 2024,” kata Ariev.
Saat ini, Ariev menjelaskan, BP Tapera tengah merancang pondasi mulai dari Sumber Daya Manusia (SDM), keuangan, logistik, hingga rencana strategis dalam 5 tahun pertama. Perkiraannya, BP Tapera baru akan berjalan pada 2020 mendatang, setelah sejak tahun lalu bertransformasi dari Taperum-PNS.
(Baca: Setelah PNM-IM, BTN Incar Sejumlah Aksi Akuisisi)
Ariev mengatakan, peserta Tapera yang tergolong sebagai masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dapat memeroleh manfaat untuk pembelian rumah, perbaikan rumah, atau membangun rumah melalui KPR dengan bunga rendah. "Disalurkan oleh institusi keuangan yang bekerja sama dengan kami," kata Ariev.
Karenanya, Budi Satria meyakini, Tapera dapat berkontribusi dalam mendorong penyaluran KPR BTN karena mereka bakal mendapatkan pendanaan dari Tapera. Meski begitu, Budi belum bisa memproyeksi kontribusi tersebut karena pondasi BP Tapera masih terus digodok.
"Pasti jadi pendorong (penyaluran KPR). Masalahnya kan pinjaman harus dibarengi dengan funding-nya. Kalau dananya lebih besar, tentu kemampuan kami menyalurkan akan lebih besar lagi," kata Budi.