PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) segera merealisasikan rencana akuisisi saham di PT Permodalan Nasional Madani Investment Management (PNM-IM) hingga 85%. Rencana itu semakin dekat, setelah perusahaan mengantongi persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar kemarin, Jumat (15/5).
Masuknya BTN sebagai pemegang saham mayoritas anak usaha PNM bakal dilakukan secara bertahap hingga tahun depan. Untuk tahap awal, perusahaan akan masuk ke dalam PNM-IM dengan membeli 30% saham senilai Rp 114,9 miliar. Proses akuisisi saham tersebut hingga saat ini masih menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) .
(Baca: Setelah PNM-IM, BTN Incar Sejumlah Aksi Akuisisi)
BTN dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) (induk PNM-IM) melakukan perjanjian jual-beli bersyarat alias Conditional Shares Purchase Agreement (CSPA) pada bulan lalu. "Karena ini sinergi BUMN, kami dapat kepercayaan untuk mengambil alih saham ini menjadi mayoritas yang akan dilakuan secara bertahap," kata Direktur Utama BTN Maryono.
Direktur BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan, setelah mereka mendapatkan izin dari OJK pada proses akusisi tahap pertama, perusahaan bakal menambah porsi saham lagi sebesar 30% pada semester II 2019. Sehingga akhir tahun ini, BTN bakal memiliki 60% kepemilikan PNM-IM.
"Kami akan lakukan (penambahan saham) kurang lebih sebelum akhir tahun, dan itu butuh valuasi dulu berdasarkan laporan keuangan PNMIM periode Maret atau Mei yang sedang di-review," kata Nixon.
(Baca: BTN Bakal Akuisisi 30% Saham PNM Investment Management Rp 114,9 Miliar)
Untuk menggenapi target kepemilikan saham perseroan hingga 85%, sebanyak 25% saham sisanya, bakal dieksekusi tahun depan dengan mekanisme pembelian yang masih dibicarakan. "Apakah lewat pembelian langsung dari PNM, atau nanti PNM-IM melakukan rights issue," kata Nixon.
Pada 22 April 2019, BTN dan PNM menandatangi CSPA. Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, skema akuisisi tahap pertama dengan dilakukan pembelian saham eksisting milik PNM pada PNM-IM sebesar 30%. "Sehingga, nantinya PNM-IM dimiliki bersama oleh PNM sebesar 70% dan BTN 30%," kata Arief kepada Katadata.co.id pada April lalu.
Perusahaan berharap akusisi ini dapat mengintegrasikan potensi dan sumber daya dari dua entitas pemilik. Terlebih lagi keduanya berasal dari sektor yang berbeda, yaitu Lembaga Keuangan Bank (LKB) dan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB).
Aksi korporasi perusahaan ini mengacu pada kerangka sinergi antara perusahaan pelat merah. "Nilai (akuisisi) bukan yang utama. Yang utama, sinergi bisnisnya nanti," katanya menambahkan.
(Baca: Naik Tipis, BTN Kantongi Laba Bersih Rp 723 Miliar di Kuartal I 2019)
Direktur BTN Mahelan Prabantarikso sebelumnya mengatakan, pembelian perusahaan manajer investasi merupakan upaya BTN menangkap peluang pengelolaan dana Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). "Pembelian PNM-IM adalah dalam upaya pengelolaan dana Tapera," kata Mahelan.
Dengan demikian lini bisnis perusahaan bertambah dengan manajemen investasi pengelola dana Tapera. Sementara, PNM fokus pada pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).