Ketua OJK: Upaya Penyehatan AJB Bumiputera Sudah On Track

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Ihya Ulum Aldin
29/1/2019, 21.12 WIB

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, upaya penyehatan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera yang terbelit masalah keuangan sudah dalam jalurnya. Perusahaan asuransi tertua di Indonesia ini bahkan disebutkan telah mengeluarkan produk-produk baru untuk menumbuhkan kembali bisnisnya dan bekerja sama dengan beberapa perusahaan pelat merah.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, upaya penyehatan AJB Bumiputera dilakukan dengan business as usual (cara bisnis normal) dan saat ini sudah berjalan dengan baik dengan mengeluarkan beberapa produk baru. Selain itu AJB Bumiputera juga melakukan rolling produk-produknya, bekerja sama dengan beberapa perusahaan, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Kerja sama tersebut bertujuan untuk meningkatkan jumlah nasabah AJB Bumiputera dengan memberikan asuransi-asuransi pada pelanggannya. "Sudah kerja sama dengan beberapa bank dan beberapa perusahaan-perusahaan lain, meski bukan sektor keuangan dalam melakukan asuransi-asuransi customer-nya," kata Wimboh di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (29/1).

(Baca: Dua Aset Terancam Disita, AJB Bumiputera Ambil Langkah Perlawanan)

Beberapa perusahaan pelat merah yang bekerja sama dengan AJB Bumiputera dalam memasarkan produknya yang disebutkan Wimboh di antaranya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) alias PLN. Menurut Wimboh kerja sama dengan dua perusahaan pelat merah ini akan menjadi basis nasabah yang kuat bagi AJB Bumiputera.

"Bumiputera memiliki aset-aset yang banyak dan dan cukup besar. (Jadi) tidak perlu khawatir," kata Wimboh.

AJB Bumiputera sudah sejak lama terbelit masalah likuiditas. Jika mengacu pada hitung-hitungan yang dilansir pengelola statuter AJB Bumiputera pada akhir 2016 lalu, defisit keuangan perusahaan pada periode 2017-2021 berkisar Rp 2,1 triliun – Rp 2,5 triliun per tahun. Salah satu cara yang dilakukan untuk menutup defisit yakni menjual aset-aset yang dimiliki.

Setelah pengelola statuter tersebut beralih kepada direksi baru, mereka menerapkan strategi baru dalam pembenahan untuk mendukung bisnis perusahaan ke depan. Direktur Utama AJB Bumiputera Sutikno Sjarif pernah mengatakan, salah satunya adalah melalui penerapan teknologi digital untuk mempercepat layanan kepada calon nasabah maupun nasabah. Dengan mengadopsi teknologi, dia berharap Bumiputera mampu bersaing di industri jiwa nasional.

Menurut Sjarif, lewat digitalisasi, waktu pemrosesan dokumen bisa dipangkas dari 21 hari menjadi hanya satu hari. Begitu juga dengan keluhan nasabah bisa direspons lebih cepat. "Kalau kami lihat lingkaran bisnis baru, maka klaim, cross selling, dan surrender, itu semua bisa digitalisasi," kata dia.

(Baca: Beroperasi Kembali, Bumiputera Kantongi Premi Rp 1,2 Triliun)

Reporter: Ihya Ulum Aldin