PT Bank Central Asia Tbk. mengaku tak mudah memperbesar porsi kredit di segmen usaha kecil dan menengah (UKM). Pasalnya, upaya meningkatkan kontribusi kredit UKM juga disertai pertumbuhan pendanaan ke sektor infratruktur.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, peningkatan penyaluran kredit UKM tak signifikan dibandingkan dengan nilai pendanaan yang digelontorkan bank kepada korporasi untuk menggarap proyek infrastruktur.
"Semakin kami mau kasih pendanaan ke infrastruktur, jadi penyaluran kredit ke UKM kedodoran," katanya menjawab Katadata.co.id di sela acara Indonesia Knowledge Forum, Jakarta, Selasa (9/10).
Kini porsi kredit UKM BCA berkisar 12% - 13%. Sampai dengan pengujung tahun ini sulit dikerek hingga ke levvel 20%. Pasalnya, bank milik Grup Djarum ini juga hendak memacu penyaluran pinjaman kepada korporasi di sektor infratruktur.
(Baca juga: Berkah Komoditas, Bank Mandiri Yakin Kredit Korporasi Tumbuh Lebih 12%)
Sekitar 30% dari total kredit yang disalurkan BCA ditujukan untuk nasabah korporasi. Tantangan bagi perseroan untuk menggenjot kredit UKM tidak hanya datang dari segmen korporasi tetapi juga komersil.
"Karena kredit itu kan harus ada kombinasi. UKM juga tidak bisa maju sendiri. UKM ambil barang dari pabrik. Kalau pabrik tidak kami bantu biayai supaya bisnisnya berkembang, bagaimana UKM bisa jalankan bisnis," ujar Jahja.
Bank Indonesia menargetkan porsi kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masing-masing bank mencapai 20% pada tahun ini. Angka ini tak mudah dipenuhi bank mengingat ketatnya persaingan pendanaan di segmen UMKM.