BNI Janjikan Layanan Perbankan Digital yang Lebih Mudah dari Go-Pay

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Pingit Aria
8/11/2017, 17.27 WIB

Secara umum, dirinya menjelaskan, distruptive technology ini memang menjadi tantangan industri perbankan. Apalagi, generasi milenial kini hampir tidak pernah datang ke kantor cabang perbankan saat membutuhkan keuangan.

"Fintech ini cukup agresif. Seperti Go-Pay saat mereka tidak memperoleh izin, mereka mengakuisisi yang sudah punya izin," ujar Putratama.

(Baca juga:  Baru 26 Uang Elektronik Kantongi Izin BI, Termasuk GoPay dan OVO)

Untuk itu, perbankan mau tidak mau harus melakukan perubahan. Dengan memberikan nasabah rasa nyaman yang sama atau bahkan lebih baik dari fintech, tanpa melemahkan sisi keamanan yang dimilikinya. Apalagi, 62% profil nasabah BNI merupakan generasi milenial.

Layanan yang akan diluncurkan ini diharapkan akan membawa keuntungan bagi bisnis BNI. Putratama mengakui, layanan elektronik seperti e-money yang dimiliki BNI belum membawa keuntungan. Biaya top up yang sudah dibuat aturannya oleh Bank Indonesia (BI) pun diklaim belum menutupi investasi yang di keluarkan. Apalagi, saldo uang elektronik juga tidak bisa dianggap sebagai Dana Pihak Ketiga (DPK). 

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian